Kebangkitan Barcelona dan kembalinya performa Lionel Messi pada waktu dan sesudahnya, menjadi inspirasi bagi para pemimpin negeri ini. Pemimpin pada semua level. Apalagi saat ini, kita akan menyelenggarakan pesta demoraksi -- memilih kepala daerah secara serentak. Semoga mereka yang sedang memimpin atau yang akan memimpin menimbah inspirasi dari Messi.
Setiap pergantian pemimpin atau suksesi, kita merindukan pemimpin. Pemimpin yang tahan bathin terhadap kritik. Kita berharap pemimpin yang mendengar kritik. Tak cukup mendengar kritik, diam-diam pemimpin mencari solusi sehingga mendatangkan simpatik.
Pemimpin tidak luput dari kritik. Entah itu presiden, wakil presiden, anggota dewan atau siapa saja. Justeru seorang pemimpin bertumbuh dan berkembang karena kritikan. Dari kritikanlah ia dapat mengevaluasi dan menata dirinya -- terutama kepemipinannya. Maka kunci bagi pemimpin tersebut adalah bagaimana ia mengelola setiap kritikan tersebut.
Mereka dapat menimbah pengalaman Messi dan Barcelona. Messi dan Barcelona sangat percaya diri, optimis, dan selalu berpikir positif akan kemampuan sendiri. Ungkapan Pep tentang Messi, barangkali dapat spirit dan motivasi pembelajaran bagi para pemimpin jaman sekarang ini.
"Ada bermacam-macam tipe pemimpin. Ketika situasi sedang sulit, Messi akan muncul. Dan ia mengerjakan dengan baik tugas kepemimpinan di saat sulit itu empat tahun lamanya. Kepemimpinannya adalah kepemimpinan yang diam. Dalam pergolakan, ia selalu maju ke depan."
Keyakinan Pep terbukti ketika Messi menjadi inspirator Barcelona menumpaskan AC Milan. Masyarakat dunia berbalik dan memuji Messi dengan segala sebutan seperti pesulap dan alien.
Semoga pembelajaran hidup dari Messi dalam mensiasati kritik menjadi inspirasi bagi pemimpin dan anggota DPR RI jaman now. Membungkam kritik bukan dengan membalas kritik apalagi membela diri.Â
Menghadapi kritik dengan diam yang aktif dan kerja keras serta kerja cerdas untuk kepemimpinan itu sendiri -- terutama masyarakat yang dipimpinnya. Bukan memproteksi diri dari kritik dengan berbagai perangkat aturan yang menguntungkan diri sendiri. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H