[caption id="attachment_367764" align="alignleft" width="960" caption="(Foto artikel "][/caption]
Ketika aku menulis tentangmu dari Negeri Kanguru karena aku memandang sosokmu. Sederhana, polos, jujur yang tergurat dari wajahmu. Aku melihat prinsip hidupmu; JABATAN TIDAK MENCIPTAKAN JARAK. Kau dekat dengan rakyat. Itulah hakekat pemimpin. Pemimpin ada karena rakyat. Ada atasan karena ada bawahan. Kau tidak angkuh. Senyum ramah menyapa. Bukannya pasang wajah seram. Tidak jadikan diri milik orang-orang dekat, orang partai, tim sukses, keluarga, agama, dan sukumu. Tetapi, engkau pemimpin yang melampaui tapal batas semua perbedaan.
Ketika aku menulis tentangmu dari Negeri Kanguru karena aku merasakan betapa rindunya mayoritas rakyat yang mengimpikan sosok pemimpim seperti dirimu. Mereka jenuh dengan pemimpin yang kakuh, protokoler, dan selalu ciptakan jarak dan meminta hormat. Kau sadar, kemenanganmu adalah kemenangan rakyat. Bukan tim sukses yang mengharapkan imbalan kedudukan dan harta lalu melupakan NASIB BAWAHAN.
Ketika aku menulis tentangmu dari Negeri Kanguru karena aku melihat momentum bagimu untuk memimpin negeri ini. Aku melihat alam merestuimu. Allah, sang penciptamu alam semesta pun meridohimu.
Aku telah kembali ke bumi pertiwi, Indonesia, aku tidak lagi menulis seperti di Negeri Kanguru. Menulis tentang dirimu hingga puluhan artikel yang tersebar di media sosial dan media online. Aku tidak menulis lagi tentang engkau. Tidak! Aku kehilangan banyak inspirasi. Kondisi negeri dan PENGALAMANKU ini benar-benar mematikan nalarku.
JOKOWI, aku masih menaruh harapan padamu. Aku tetap berharap seperti dalam tulisan-tulisanku yang aku tahu engkau sendiri tidak pernah membacanya. Aku memang menulis tidak supaya engkau membacanya. Apalagi menulis untuk merebut hati dan cari muka supaya engkau memberikan kedudukan. Tidak! Aku menulis dengan kujujuran nuraniku. Karena aku percaya di pundakmu, engkau mampu membawa perubahan bagi bangsa ini.
JOKOWI, sementara aku mungkin tidak akan menulis tentangmu lagi. Tetapi aku memiliki impian untuk menjumpaimu. Di saat itulah aku akan mengungkapkan keluh kesahku. Bukan tentang diriku. Tentang kaumku. Aku berharap kelak engkau sepaham; aku tidak berbicara tentang diriku tetapi bagi mereka yang tidak mampu bersuara. Satu harapan supaya engkau memimpin bangsa ini LEBIH MANUSIAWI. Tidak terpaku pada aturan yang pada akhirnya menggantungkan nasib rakyatmu tanpa kepastian.
PROFICIAT Bpk. Ir. JOKO WIDODO atas Pelantikanmu sebagai Presiden RI-7 hari ini. Semoga bapak menjadi pemimipin yang amanah. ***(gbm)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H