[caption id="attachment_87873" align="aligncenter" width="640" caption="Ray Sahetapi dan Rieke Diah Pitaloka"][/caption]
Kisah legenda Laksamana Cheng Ho, yang terkenal sebagai penjelajah hebat dunia (bahkan bisa disebut lebih hebat daripada Christopher Columbus) dipanggungkan di Teater Kecil TIM (Taman Ismail Marzuki) malam ini dan besok malam (29 dan 30 Januari 2011). Tadi malam saya berkesempatan menonton gladi bersihnya. Dan, wah, pertunjukan yang cukup megah. Pemainnya banyak, lebih dari 50 orang. Itu belum termasuk kru pendukung belakang panggungnya.
[caption id="attachment_87892" align="aligncenter" width="544" caption="Kaisar (diperankan Dorman Borisman) memberikan penghargaan kepada Cheng Ho (Ray Sahetapi)"]
Kostum dan properti yang digunakan cukup detail. Orkestra musik Cina secara live, yang digabung dengan beberapa tabuhan tradisional Indonesia, sangat apik dalam membawa suasana ke alam negara China. Pertunjukan ini juga menggunakan tata visual modern, seperti proyektor. Selain itu, dikemas juga dalam seni drama, tari, dan lagu.
[caption id="attachment_87895" align="aligncenter" width="544" caption="Dalang Ki Entus Susmono dan Tata Visual "]
Pertunjukan ini disutradarai oleh Tati Artati, Agus Smok dan Suhandi, dan skenarionya dibuat oleh Agus Smok. Sedangkan koreografernya adalah Dewi Hafianti Ssn. Para pemainnya artis-artis terkenal, seperti Ray Sahetapi, Rieke Diah Pitaloka, Soultan Saladin, Dorman Borisman, Sri Hardini, Oim Ibrahim, Fuad Idris, Budi Tompel, Ayu Basri Nurdin, dan yang tak kalah menarik adalah Dalang 'edan' Ki Entus Susmono.
[caption id="attachment_87891" align="aligncenter" width="544" caption="Koh Bama dan Gayus pun ikut main"]
Ki Entus Susmono bertugas sebagai dalang yang mengantarkan cerita tentang sejarah hidup Cheng Ho. Dengan gaya uniknya, Ki Entus bercerita bagaimana kehidupan masyarakat di awal Cheng Ho saat kecil, yang para pemudanya ditangkapi untuk mengabdi pada Raja Zhu dari Dinasti Ming. Mereka dikebiri dan dijadikan kasim. Bagi yang menentang akan mendapat hukuman pancung. Untuk menambah kesegaran cerita tentang hukuman pancung itu, Ki Entus menyelipkan wayang golek tokoh (yang mirip) Gayus yang dipancung ataupun tokoh Koh Bama yang menonton di belakang tokoh Alogojo (algojo). Alhasil, pertunjukan selama 90 menit lebih ini semakin menarik untuk ditonton.
[caption id="attachment_87893" align="aligncenter" width="544" caption="Ray Sahetapi dan Ayu Basir Nurdin"]
Saat Tiongkok merosot akibat kejatuhan Dinasti Mongol, Cheng Ho menawarkan diri untuk mengembalikan kejayaan kerajaan. Mulailah Cheng Ho berpetualang keliling dunia dengan armada besarnya. Jika mengikuti kisahnya, Cheng Ho sempat 7 kali mampir ke Indonesia dengan meninggalkan beberapa kuil yang didirikannya. Begitu juga pengaruh soal penyebaran agama Islam.
[caption id="attachment_87894" align="aligncenter" width="544" caption="Para penari dengan kostum dan tata rias yang ciamik"]