Setelah mengalami beberapa pengalaman yang membuat hati tenteram , pertama waktu mengurus SIM yang sudah mati di Polres Bekasi , semua berjalan dengan ciamik , tidak ada lagi gerombolan calo2 dengan muka garang di depan Polres , pelayanan bapak polisi dan polwan2 yang cantik2 itu membuat SIM yang akhirnya saya peroleh setelah melalui serangkaian ujian theori dan praktek , sering saya timang2 sebelum masuk dompet , pengalaman yang gak kalah membuat hati sejuk adalah sewaktu mengurus STNK dan BBN di Samsat Bekasi , alamak semua dilayani dengan baik dan professional .
Namun pengalaman yang membuat hati tenteram ternyata masih berlanjut yakni waktu pada akhirnya sesudah beberapa bulan kartu anggota BPJS mandiri ada di dompet saya dan tibalah giliran sang kartu menunjukkan kebolehannya , sewaktu periksa di RSUD Bekasi di poliklinik penyakit dalam , antri ya harus karena RSUD kan jadi rujukan utama bagi pemegang BPJS dan memang harus sabar , sedikit keluhan yakni kurangnya tempat duduk bagi pasien2 yang mau periksa , kasihan dimana sebahagian besar pasien ternyata adalah manula dan banyak mereka harus ndlosor di lantai yang cukup bersih , apa pasal...? gini , kan banyak pasien dengan kondisi yang tidak sehat jadi banyak tempat duduk yang berubah jadi tempat tidur sementara menunggu giliran di periksa.
Sebenarnya sudah ada petunjuk di depan pintu pengambilan nomor urut untuk memfoto copy beberapa dokumen yang dperlukan akan tetapi kadang2 yang namanya manula tidak begitu care , jadinya yang ada waktu di depan loket pendaftaran pasien belum semua di foto copy , jadinya pasien2 manula itu harus kebelakang gedung parkir dimana ada tukang foto copy , jaraknya lumayan untuk membuat copy2 yang dibutuhan.
Sebaiknya sebelum mulai ikut di antrian disarankan untuk membuat copy terleboh dahulu beberapa copy untuk surat rujukan faskes pertama dan juga copy kartu anggota BPJS sebanyak 5-6 copy , karena setiap kita akan ke loket untuk rontgen atau check darah dilaboratorium , pasti dibutuhkan copy kartu BPJS dan akan di verify di komputer masing2 apakah BPJS masih on..dll.
Menunggu di depan poliklinik tentulah agak lama dan harus tetap pasang kuping karena banyak juga panggilan dari halo2 poliklinik lain yang juga berlokasi di ruangan yang sama , namun semua fine2 saja , selama menunggu saya dapat kenalan baru dan saling berbagi cerita tentang cucu , jokowi maupun prabowo yang kata bapak2 manula itu kok tidak mau terima kalah dan banyak cerita2 lain.
Akhirnya panggilan masuk tiba, rasa capek menunggu lama akhirnya terobati manakala dokter perempuan ahli penyakit dalam menerima dengan ramah , dengan ruangan bersih dan ber ac dan dengan bu dokter dengan jas putihnya , tidak jauh cara penerimaan nya dengan dokter2 di rumah2 sakit mahal , sungguh membuat hati tenteram dan ini jauh dari bayangan saya sebelumnya tentang suasana berobat di rumah sakit umum yang kadang kurang begitu ramah atau bahasa sononya kurang dalam " soft skill " nya.
Resep sudah di tangan selanjutnya dengan langkah ringan menuju apotik dan selanjutnya mendaftar ke bagian radiology dan laboratorium darah , dengan cara pelayanan yang cukup prima itu , saya pun merasa kalau 40% penyakit saya sudah teratasi dan saya harap nanti kalau obat sudah ditangan dan hasil rontgen dan lab darah sudah ditangan dan hasilnya pun baik saja , saya yakin 99% penyakit saya akan pergi jauh , oh ya supaya gak kelupaan semua perjalanan pengobatan saya tadi tidak bayar alias semua di tanggung oleh BPJS , terima kasih dan mauliate godang dan matur nuwun sangat BPJS..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H