Mengingat waspadanya penyebaran virus LSD (Lumpy Skin Disease) atau disebut lato-lato dan penyakit antraks (radang limpa), kelompok 8 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melaksanakan kegiatan positif di Padukuhan Kauman, Dadapayu, Kec. Semanu, Kab. Gunung Kidul. Kelompok 8 KKN UMBY ini memulai melaksanakan program kerja edukasi dalam lingkup peternakan pada hari, Senin, (07/08/2023).
Data yang didapat dari Pak Dukuh, persentase ternak sapi yang dimiliki warga Kauman sekitar 80% dari total jumlah 645 jiwa. Maka dari itu, kegiatan edukasi antraks dan lato-lato pun berlangsung pada pertemuan rutin yang diadakan setiap RT dari 4 RT yang ada di Padukuhan Kauman agar pelaksanaan edukasi merata pada warga yang memiliki peternakan.
Program kerja dari kelompok 8 KKN UMBY dalam pemberian edukasi tentang penyakit antraks dan lato-lato pada sapi ini turut dihadiri hampir 30 orang; mayoritas yang hadir adalah bapak-bapak dan lansia yang masih aktif mengurus ternaknya. Tidak hanya itu, beberapa tokoh masyarakat juga turut hadir, dari Ketua Karang Taruna, Ketua Kelompok tani, Kepala Dukuh, LPMP, RW, juga Ketua RT.
Beberapa hal yang disampaikan dari kelompok KKN terkait program kerja yang dilaksanakan yaitu, memberikan informasi tentang penyakit antraks dan lato-lato, kemudian gejala-gejala penyakit antraks dan lato-lato, serta pencegahan penyakit antraks dan lato-lato.
Selama pelaksanaan edukasi tersebut, warga yang menghadiri sangat antusias. Ada pun sesi tanya-jawab antara pemateri Dian Novita Sari juga selaku penanggung jawab dan partisipan warga. Warga yang menghadiri begitu aktif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada Pemateri. Dalam sesi ini, suasana dan situasi terbilang santai, aktif, dan kondusif.
Ada pun alasan kelompok 8 KKN UMBY melaksanakan program kerja Edukasi Penyakit Antraks dan Lato-lato di Padukuhan Kauman, “kami ingin memberikan informasi pentingnya merawat dan menjaga ternak warga dimulai dari pakan serta cek rutin ternaknya. Karena mencegah lebih baik daripada menyembuhkan”, ujar Dian Novita Sari selaku pemateri, penanggung jawab, yang mengambil disiplin ilmu peternakan.