Polemik kompetisi sepakbola di Indonesia makin meruncing.Usai euforia 'menang tanpa juara'-nya Timnas AFF, kini sepakbola jadi primadona, walaupun lebih banyak di layar kaca daripada bukti nyata di lapangan dengan gelar juara. Tak apa, kemenangan sejatinya bukan pada piala, tapi pada hati yang berbunga-bunga dari suporter sejati yang bersatu padu membela timnas, memerahkan GBK sekaligus memberikan keuntungan 20 Milyar kepada PSSI walaupun mereka menganiaya ketika membagikan tiketnya.
Kini, dengan semangat untuk memanjuka sepakbola Indonesia, muncul Liga Primer Indonesia. Tujuannya satu, memajukan sepakbola Indonesia. Bukan membenci PSSI tapi memang mencintai sepakbola Indonesia.
Bermodal posisi, PSSI memberikan ancaman massal kepada pemain dan status ilegal kepada LPI...
Ah.. memang orang tua yang jadi pengurus itu gampang tersinggung pastinya.. atau malah terganggu karena omzet kompetisi lokal sepakbola di Indonesia yang berjumlah 500 Milyar.. atau.. segala macam dugaan muncul di benak....
Yang jelas.. kalau melihat namanya.. memang ada hal-hal primer yang harus dilakukan sebelum menjadi super...
PSSI rasanya terlalu arogan kalau menamakan liganya sebagai SUPER.. apanya yang super? Pengurusnya yang super sih iya... super kekuasaannya.. super lama pengabdiannya.. (ingat.. Nugraha Besoes sudah menjabat Sekjen sejak 1983)... dan super lama prestasinya..
Ada hal primer yang harus dicapai sebelum menjadi super..
YA.. profesionalisme.. itulah hal primer yang harus dimiliki pengurus hingga pemain dalam menjalani roda kompetisi sepakbola...
YA.. pelayanan.. betul, bahwa memimpin adalah melayani, mengelola adalah melayani sepenuh hati. Penonton Indonesia datang berbondong2 ke GBK pasti digerakkan oleh hati.. makanya terasa sekali, ketika pelayanan PSSI tak menyertakan hati.. pastinya..
Dua kualitas primer itu yang memang tak nyata dimunculkan oleh PSSI.. makanya muncul Liga Primer Indonesia...
Liga Primer Indonesia... semoga bukan karena kebencian kepada PSSI, tapi semata karena cinta sepakbola Indonesia...