Bellaveu, Seattle, 08.30
Agenda hari ini lumayan padat. Sejak pagi jam 08.30, kami berangkat menuju ke Bellaveu, tempat perkantoran Microsoft, yang lebih dikenal dengan nama Microsoft Campuss. George yang telaten memberi informasi sangat baik, dengan memberitahu pakain apa yang harus dipakai setiap hari, untuk disesuaikan dengan siapa kami akan bertemu.
Hari semua berpakain rapi, lengkap dengan dasi untuk yang laki-laki; dan jas atau semi jas. Termasuk saya juga.
Meluncur menyusuri Bellaveu di senin pagi, melintasi Lake Washington yang pagi ini berombak lumayan tinggi. Kanan kiri pemandangan yang indah; air terhampar, mobil melintas silih berganti dan tentu saja barisan rumah yang rapi dan beberapa bentuknya rumah lego atau rumah mainan. Mungil tapi menawan.
Tiba di ujung Lake Washington, kelihatannya George yang mengemudi memperlambat laju kendaraan.
“Wow.. traffic…!”
Saya pikir, Jakarta saja yang senin pagi bikin bête; karena semua berangkat hampir pada jam yang sama. Ternyata di jalan yang sedang kami lalui, pun padat oleh kendaraan.
“Ya.. memang di jalan ini menuju lokasi pusat perkantoran yang memiliki karwayan lumayan banyak dari Seattle dan mereka pergi pada jam yang hampir sama”.
Bener juga, ketika saya melihat ke kiri mobil kami, banyak yang dikemudikan oleh eksekutif, kelihatan dari pakaian yang mereka kenakan, pakaian kantoran.
“Dan, di Seattle ini memang ada jalur khusus untuk mobil berpenumpang minimal 2 orang. Jalur khusus itu berlaku 24 jam” tambah George.
Mirip dengan Jakarta juga mungkin. Jalur khusus 3 in 1 yang memiliki jam-jam khusus. Cuma saja di sini berlaku 24 jam dan sudah pasti tidak ada joki.
Kondisi macet tak berlangsung lama. Kami kemudian melalui jalan yang lancer.
Tak berapa lama, di sebelah kanan, tertulis logo Microsoft.
Wow… logo itu langsung memberikan asosiai ke benak saya tentang dunia baru yang diciptakan oleh Bill Gates. Dan… I’m here.. Ya.. saya akan memasuki Microsoft Campuss, dimana semua inovasi dirancang disini. Alhamdulillah. Dalam hati sanubari, saya mengucap syukur yang sangat kepada Allah yang telah menitipkan pengalaman ini untuk dibagi kepada sebanyak mungkin orang.
Menyusuri Microsoft Campuss yang sangat luas, seperti memasuki kota masa depan. Kendaraan The Conncetor, mobil van atau mobil sedan berwarna biru putih yang melintas untuk menghubungkan satu lokasi ke satu lokasi lainnya, tampak terlihat di beberapa lokas.
Saya terkagum-kagum hanya dengan melalui jalan-jalannya saja. Betul-betul seperti sebuah kota, lengkap dengan lampu lalu lintas dan jalan-jalan yang harus kami lalui untuk mencapai tujuan.
Seperti layaknya orang yang baru pertama kali tiba di lokasi yang dituju, maka destinasi pertama adalah tempat yang ada logo Microsoft-nya; supaya bias diabadikan dalam gambar. Tak penting lokasi logo itu dimana.
Usai foto-foto, kami pun menuju Excecutive Business Center, tempat dimana kami akan mengunjungi Envision Lab-nya Microsoft.
Udara dingini Seattle, membuat kami bergegas masuk ke ruangan yang wow.. sangat asri dan sangat futuristic. Seperti masuk ke ruangan digital.
Flora, Carla dan Heather, 3 wanita dari Microsoft Corp yang menyambut kami. Flora dengan rambut ikal pirang dan pakaian kerjanya; Heather, PR Microsoft dengan keramahannya; dan Carla, wanita berdarah Malaysia dan berwajah sangat melayu menyapa kami . Sangat hangat.
Saya melihat sekeliling, dan surprise ketika melihat di kaca yang berada tepat di atas tangga menuju ruang utama, terdapat berbagai kata sambutan yang kesemuanya berarti WELCOME; disana ada kata SELAMAT DATANG. Nice impression.
Kami menuju ke ruang atas. Ruang yang cukup luas dan sangat asri. Flora membawa kami ke bar yang berada di ujung salah satu ruangan. Melihat ke luar jendela, Nampak pohon evergreen yang selalu hijau sepanjang musim. Ya.. seperti sedang berada dalam sebuah film saja.
Sebagai briefing awal, kami berbincang-bincang tentang apa yang akan kami lakukan hari ini. Tentu saja, Seattle sebagai kota penggemar kopi; bincang-bincang itu disertai dengan secangkir kopi hangat. Nikmat di tengah cuaca yang sangat dingin dan di luar mulai hujan rintik-rintik.
Flora, strategic development mengatakan bahwa Microsoft akan memadukan dunia fisik dengan dunia digital dan membawanya ke rumah. Oleh karena itu kami dibawa ke sebuah pojok ruangan yang cukup unik; pintu kayu dengan bel tradisional dan di depannya ada sebuah skuter model klasik. Saya jadi makin penasaran.
Flora melanjutkan penjelasannya; dia tahu kami penasaran, makanya langsung saja berkata:
"Oke... Saya akan mengantar Anda memasuki sebuah rumah, dan saya mengatakan bahwa apa yang saya pakai, sebenarnya bisa menjadi benda yang pintar. Sepatu saya, HP, jam tangan, bahkan baju sekalipun. Semua benda yang melekat atau bersentuhan dengan diri kita, bisa jadi sumber informasi yang terkoneksi secara digital"
Flora menyuruh teman saya memencet bel.
"Ting Tong"; terdengar bunyi klasik dari bel rumah.
Flora memperhatikan HP-nya, dan beberapa detik kemudian, HP Flora berbunyi..
Flora memperlihatkan layar HP; dan ajaib... Disana ada foto dari teman saya sedang memencet bel... Rupanya ada sensor kamera menempel di pintu.
"Infomasi HP saya memberikan pilihan, apakah saya akan menerima tamu saya atau tidak; atau tamu saya dipersilahkan meninggalkan pesan."
Ketika opsi tidak menerima tamu ditekan, terdengar suara anjing di dalam. "Guk... Guk... Guk" itu suara untuk mengusir tamu.
Ketika opsi menerima tamu dipilih, maka dari dalam rumah lampu menyala, dan pintu pun terbuka otomatis.
Kami masuk ke dalam rumah; dengan terkagum-kagum.
Flora meletakkan HP dan membuka jam tanggannya untuk ditaruh di dekat HP. Begitu jam tangan dibuka, muncul menu digital di tempat itu. Seperti muncul di layar komputer, tapi kini menempel di meja. Menu itu berisi kondisi kesehatan dari Flora.
"Anggap saja saya Madam Maggie yang memiliki rumah dan dibantu oleh Grace yang merawat rumah ini secara digital"
Kami makin terkagum-kagum.
Flora kemudian membawa kami ke ruang tamu depan. Lampu agak redup,
"Grace... Light please..."
Dan lampu pun menyala...
"Lampu dibuat redup, untuk menghemat energi" kata Flora.
Kami duduk di ruang tamu, dan di hadapan ada televisi layar datar yang lumayan besar. Flora mengambil remote dan mengatakan bahwa beberapa hal yang melekat pada kebiasaan manusia tidak akan dihilangkan dalam rumah ini; salah satunta remote.
Dan... Flora memperlihatkan bagaimana teknologi digital bisa memadukan antara minat, hobby, musik, gambar, emosi... Menyatu dalam sebuah sajian digital yang memukau.
Kami bergerak ke sebuah pojok ruangan; ada rak kayu yang tengahnya kosong; sisi lainnya seperti frame foto.
"Ini adalah rak untuk menunjukkan foto-foto yang pernah Anda ambil ketika melakukan perjalanan. Foto-foto itu bisa ribuan; dan biasanya memiliki data, kapan foto itu diambil. Itu informasi yang cukup untuk mengkoneksikan antar data.
Flora mengambil replika logam Eiffel Tower.
"Saya pernah ke Perancis dan membeli oleh2 replika Eiffel Tower. Tentu saja saya mengabadikan liburan itu dengan ratusan foto.."
Flora meletakkan replika Eiffel Tower dan... Rak itu dipenuhi oleh foto-foto yang diambil Flora selama berlibur di Paris.
Wow!
Kemudian Flora menggantinya dengan souvenir lain, yang di bagian belakangnya terdapat logo "world tag". Souvenir itu dibelinya ketika liburan ke China...
Dan... Muncullah foto selama liburan di China...
Wow lagi...
Kami kemudian diajak ke dapur; dan di dapur, ada komputer berlayar lebar, memberikan informasi tentang kondisi kesehatan Flora; yang akan mempengaruhi apa yang harus dimakan atau dimasak terlebih dahulu.
Informasi digital yang sangat lengkap...
Flora menunjukkan meja dapur. Dia membuka lemari kecil di bawah meja dan meletakkan botolnya di meja tersebut. Muncullah menu digital di permukaan meja; dan menu itu memberitahukan tentang apa yang harus dikonsumi oleh Flora.
Di meja itu pula terdapat menu resep masakan yang bisa dimasak. Hebat.
Dari dapur, Flora membawa kami ke dinding appointment; dimana ditempel berbagai rencana undangan, janji pertemuan, dll. Semuanya kombinasi dunia fisik (ada kertas undangan, foto, tulisan, dll); dan digital (ada menu digital di dinding tersebut).
Interesting.
Flora mengajak kami menuju ruang makan, sekaligus ruang belajar anak-anak (mengerjakan PR, dll)...
Ada sebuah notebook di meja tersebut, dan buku pelajaran.
Flora membuka notebook dan menekan menu pelajaran.
Dan... Televisi di ujung depan meja panjang itu pun menyala, memeperlihatkan materi dari buku yang sedang dibaca. Selain ditampilkan di layar televisi; dinding ruangan itu pun bisa jadi layar utk menunjukkan video pelajaran. Betul2 otak anak terstiumulus oleh tayangan digital dari pelajaran yang mereka sedang pelajari.
Ruangan ini pun bisa dilakukan untuk merayakan ulang tahun; dan bermain-main secara digital.
Flora mengambil buku origami, meletakkannya di meja dan mengatakan bahwa, origami yang di beberapa bagian sulit, bisa teratasi melalui tayangan video tentang tahap2 pembuatannya.
Amazing.
Cerita selanjutnya saya tulis di postingan berikutnya ya..
Sekarang sedang di Washington suites.. Washington DC.. baru aja nyampe..
Cheers...
Cintai terus Indonesia...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H