Mohon tunggu...
Baban Sarbana
Baban Sarbana Mohon Tunggu... Freelancer - Social Entrepreneur

Penulis Buku "Tapak Tilas Jejak Obama", Serial Cerita Bernilai, dan Penggagas www.YatimOnline.com. www.kampungzimba.com. Personal Website: www.babansarbana.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ndeso Biologis, Psikologis, Politis

7 Juli 2017   06:51 Diperbarui: 7 Juli 2017   07:34 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ndeso itu punya beberapa pendekatan:

1. Ndeso biologis: lahir dan besar di Desa. Ini gak bisa dimanipulasi, karena Tuhan sudah menentukan kita lahir dimana, bukan pilihan kita sendiri. Orang-orang desa tak selamanya tinggal di desa. Beberapa dari mereka hijrah ke kota dan menemukan jalan hidup dan jalan suksesnya sendiri. Inilah yang kemudian berbuah kepada fenomena mudik lebaran yang menjadi ritual khas Indonesia dan membuat jalanan membludak.

2. Ndeso psikologis: walaupun sudah meninggalkan desa, akan tetapi perilaku ndesonya masih dilakukan, termasuk beberapa 'selera' yang kentara kalau dirinya ndeso. contoh; saat saya jadi staf ahli DPD RI, ada satu anggota yang terhormat, kalau di jamuan makan Eropa, pasti sliweran nyari nasi; dan makannya pun seringkali pake tangan. Saya pribadi, kalau di jamuan makan resmi, sering dikomentari, kalau cara megang sendok dan garpunya gak pantes makan di hotel mewah. Padahal tujuan saya makan, ya enak dan kenyang, halal dan thoyib. Tapi, memang ada kepantasan di level tertentu. Nah, orang yang Ndeso psikologis ini tidak terhindarkan dari perilaku ndeso-nya.

3. Ndeso politis; nah ini, menggunakan ndeso secara politis, sudah gak proporsional lagi; karena me-ndeso-kan diri bukan lebih menggambarkan dirinya, tapi menunjukan keberpihakan politik; Saat ini di timeline FB sliweran status orang-orang sukses yang kembali menunjukan dirinya sebagai ndeso, karena saya tahu memang lahirnya di desa dan punya perilaku, sikap dan bahkan kebiasaan yang ndeso... efek dari kata ndeso yang dipolitisasi...

Semoga kata ndeso tidak jadi komoditas politik ya.. karena saya orang desa, masih ndeso, tapi saya kuliah kembali di komunikasi pembangunan perdesaan dan memilih pulang ke desa, supaya desa bisa mendunia, karena sebetulnya, local wisdom (kearifan lokal) di desa itu adalah bentuk lain dari modernitas...

hehehehe... jangan dianggap serius. ndeso itu identik dengan bercanda. main-main tapi bisa jadi bukan main.

* Lahir di Desa Tamansari, ditangani dukun paraji; tidak tahu tanggal lahirnya kapan, sehingga tanggal lahir disesuaikan dengan usia masuk sekolah dan dikonfirmasi bukan oleh akta kelahiran, tetapi STTB ketika akan lulus SD.

*menggagas SobatDesa...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun