Beras merah ditanam untuk membantu masyaraat yang berkebutuhan khusus seperti mereka yang terkena penyakit gula (diabetes) dan penyakit dalam lainnya. Diabetes terjadi akibat gangguan metabolisme karbohidrat dan glukosa (gula darah). Fungsi glukosa dalam tubuh sungguh krusial, yaitu sebagai sumber energi utama bagi sel-sel di organ tubuh, terutama otak (Devia Irine Putri, Tim Medis Klik Dikter, 21/9/2021). Disamping memiliki indeks glikemik yang rendah beras merah juga memiliki antioksidan yang baik untuk menangkal radikel bebas. Nasi merah memiliki angka indeks glikemik sebesar 55, sedangkan angka indeks glikemik nasi putih adalah 73.
Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan seberapa cepat makanan berkarbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi angka indeks glikemik, maka semakin cepat gula darah naik.
Karena memiliki indeks glikemik yang lebih rendah, nasi merah lebih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Selain itu, nasi merah juga mengandung lebih banyak serat, vitamin, dan mineral.
Namun, nasi merah juga memiliki kekurangan, yaitu tekstur dan rasanya yang kurang enak. Nasi merah cenderung lebih keras dan tidak pulen. Selain itu, mengkonsumsi nasi merah secara berlebihan juga dapat menyebabkan perut kembung.
Sejak Bulan Juni -- September Kelompok Tani (Poktan) Suka Maju yang beralamat di Kp Pacet Desa Kepandean Kabupaten Serang Banten telah melakukan kegiatan Demonstrasi plot (Dempot) penanaman Beras Merah seluas 0,8 Ha. Demplot merupakan salah satu metode penyuluhan untuk meyakinkan petani terhadap suatu varietas maupun rakitan teknologi budidaya tanaman yang akan diterapkan. Â
Dari demplot seluas 0,8 ha ini dihasilkan gabah kering panen (GKP) sebesar  3.200 kg (4000 kg/ha, dan setelah diolah oleh Poktan Karya Bakti Desa Pamong Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Banten dihasilkan beras (rendemen) 54% sebanyak 1740 kg beras) dengan menghabiskan total biaya dari mulai budidaya hingga menjadi beras kemasan plastik sebesar Rp 11.373.500.
Meskipun dari sisi produktivitas, tanaman padi beras merah lebih rendah dibandingkan dengan tanaman padi beras putih, namun dari segi ketahanannya  terhadap serangan hama penggerek batang dan wereng batang coklat (WBC) relatif lebih tahan dibandingkan dengan tanaman padi beras putih. Demikian juga dari sisi usaha tani mengolah padi menjadi beras merah kemasan relatif masih unggul sebesar Rp 1.820.000 jika dibandingkan dengan menjualnya dalam bentuk GKP.Â
Karena itu dari hasil demplot ini, direkomendasikan agar penanaman padi beras merah dikembangkan dalam sekema Wakaf Produktif yang menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI, 24/02/2020) adalah harta benda atau pokok tetap yang diwakafkan untuk dipergunakan dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok tanam, mata air untuk dijual airnya dan lain - lain. Atau wakaf produksi juga dapat didefenisikan yaitu harta yang digunakan untuk kepentingan produksi (dalam bentuk uang tunai) baik dibidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang menfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih dari hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang - orang yang berhak sesuai dangan tujuan wakaf..
Agar kegiatan wakaf tersebut sah secara syar'i maka harus memenuhi rukun wakafnya yaitu; Â Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif). Kedua, benda yang diwakafkan (al-mauquf). Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf 'alaihi). Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).