Mohon tunggu...
Bahtiar Pebri Dwiyana
Bahtiar Pebri Dwiyana Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa jurusan seni musik di Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ensemble Kyai Fatahillah Wakili Indonesia di Ajang International Gamelan Festival Amsterdam (IGFA) 2010

5 September 2010   20:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_250690" align="alignright" width="300" caption="ensemble kyai fatahillah"][/caption] Hari ini (06/09) tim gamelan Ensemble Kyai Fatahillah akan bertolak menuju Belanda. Keberangkatannya kesana adalah untuk mewakili Indonesia di ajang International Gamelan Festival Amsterdam (IGFA) 2010 yang akan digelar 2-11 September mendatang. Ensemble Kyai Fatahilah (EKF) dibawah pimpinan Iwan Gunawan merupakan tim gamelan dari Bandung. Seluruhnya beranggotakan 15 orang, para anggotanya adalah dosen, alumni dan para mahasiswa jurusan seni musik Universitas Pendidikan Indonesia. Akan ikut pula tokoh seni sunda, Nano.S beserta ke 2 penari yang akan menampilkan gamelan degung dan tarian sunda. Sebelumnya, beberapa waktu lalu EKF telah mendapatkan kunjungan dari Ensemble Gending (Belanda) untuk menggelar Gamelan Big Band (kolaborasi). Kegiatan ini berlangsung pada bulan agustus kemarin dan dilaksanakan di beberapa kota, Bandung, Jogjakarta dan terahir di Jakarta. Sekarang, giliran tim gamelan Indonesia yang akan bertamu ke negri kincir angin tersebut. Disana akan digelar acara yang menampilkan pertunjukan gamelan dan tarian. Selain gamelan jawa, akan ada juga pertunjukan gamelan Bali yang dimainkan oleh grup Semara Ratih dari Bali. Acara ini akan dilaksanakan mulai tanggal 2 - 11 September 2010. Diawali dengan Opera Java (2-5) dan Java - Bali Gamelan (9-10) di The monumental light hall of the Tropenmuseum. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkenalkan musik gamelan dan tarian tradisional dari Indonesia. Kurangnya minat bangsa akan budaya negeri sendiri berbanding terbalik dengan apresiasi para masyarakat luar negeri terhadap kekayaan negeri kita ini. Ironis memang. Hal ini perlu kita sikapi. Tak perlu juga menunggu budaya kita diklaim negara lain agar kita lebih menghargainya bukan? Maka dari itulah, mari kita lestarikan budaya dan seni tradisi bangsa tercinta ini agar tetap bisa dinikmati para anak cucu kita dikemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun