Cianjur, yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia, telah mengalami gempa pada 21 November 2022 dengan magnitudo 5,62. Gempa-gempa ini telah menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. Dalam menghadapi bencana seperti ini, masyarakat setempat telah menunjukkan kearifan lokal mereka dalam manajemen bencana. Kearifan lokal merujuk pada pengetahuan, kepercayaan, dan praktek yang diwariskan dari generasi ke generasi, dan sering kali membantu masyarakat dalam menghadapi dan pulih dari bencana (Putri et al., 2022).
KabupatenKebencanaan alam merupakan tantangan serius yang selalu mengancam keamanan dan kesejahteraan masyarakat di berbagai belahan dunia (UNDRR, 2015). Salah satu kunci untuk mengurangi dampak buruk dari bencana adalah dengan mengintegrasikan kearifan lokal dalam manajemen bencana (Amanu & Alchakim, 2015). Kearifan lokal mencakup nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan yang melekat dalam masyarakat setempat, yang dapat menjadi sumber daya penting untuk menghadapi dan mengatasi bencana (Njatrijani, 2018).
Namun, implementasi kearifan lokal dalam manajemen bencana pasca gempa di Cianjur belum banyak diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kearifan lokal diimplementasikan dalam manajemen bencana pasca gempa di Cianjur, dan bagaimana hal ini dapat membantu masyarakat setempat dalam memulihkan diri dan membangun kembali kehidupan mereka setelah bencana (Thoyibah et al., 2019).
Pendidikan mitigasi bencana memainkan peran penting dalam membentuk kesadaran masyarakat terhadap risiko dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana (Safitriani et al., 2023). Dalam upaya memahami implementasi kearifan lokal dalam manajemen bencana, penelitian ini memusatkan perhatian pada pasca gempa Cianjur. Namun, lebih dari sekadar faktor fisik dan teknis, aspek psikologis juga memegang peran krusial dalam menentukan keberhasilan strategi mitigasi bencana (Hartono et al., 2021). Dalam konteks ini, penelitian ini mengadopsi sudut pandang psikologi bencana untuk menganalisis bagaimana kearifan lokal dapat membentuk sikap, perilaku, dan ketahanan masyarakat terhadap bencana (Yahya et al., 2022).
Penelitian ini mengadopsi pendekatan studi kasus dengan fokus pada analisis literatur. Studi kasus ini berusaha mendalam untuk memahami implementasi kearifan lokal dalam manajemen bencana pasca gempa Cianjur melalui tinjauan literatur yang relevan.
Hasil menunjukkan, implementasi kearifan lokal dalam manajemen bencana pasca gempa Cianjur memiliki dampak positif terhadap ketahanan masyarakat dan upaya pemulihan. Kearifan lokal dapat menjadi sumber daya yang berharga dalam membentuk sikap, perilaku, dan kebijakan yang lebih sesuai dengan konteks budaya setempat. Meskipun demikian, tantangan dalam menghadapi modernisasi dan perubahan sosial menekankan pentingnya menggabungkan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan modern untuk mencapai pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam manajemen bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H