Â
Kualitas hidup masyarakat terukur dari penerapan perilaku hidup sehat dan bersih oleh masyarakat dan pedagang baik di area rumah tangga maupun lingkungan kerja. Sesuai dengan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) bahwa ada tiga pilat utama untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yaitu lingkungan sehat, pelayanan kesehatan bermutu, adil dan merata serta perilaku sehat. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, penyedia jasa kuliner yang terdiri dari juru masak dan pramusaji belum mendapatkan paparan mengenai edukasi atau informasi mengenai perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) di lingkungan kerja, khususnya manfaat implementasi PHBS terhadap pedagang yang ada di sekitar Kawasan pesisir pantai.
perilaku hidup sehat dan bersih (PHBS) di lingkungan pedagang khususnya manfaat implementasi PHBS terhadap pembeli  yang berkunjung.
Kurang sadarnya pembeli dan pedangan akan pentingnya PHBS sering menimbulkan masalah kesehatan seperti infeksi reproduksi pada wanita, infeksi saluran kemih, diare dan kecacingan. Dari banyak  orang yang melakukan jual beli dari di lingkup pesisir setiap hari, sekitar 20% akan mengalami setidaknya satu episode diare sehingga diarrhea menjadi penyakit yang paling umum menimpa pembeli dan pedagang
Salah satu penerapan PHBS di lingkungan kerja adalah mencuci tangan secara tepat dengan menggunakan sabun. Hal ini merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah transmisi bakteri, virus dan parasit yang terdapat pada makanan maupun minuman yang terkontaminasi. Data dari UNICEF Indonesia dalam (Kosasih, 2018) menyatakan bahwa dengan cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi risiko penyakit diare
Berdasarkan hal tersebut, penulis membuat tulisan untuk kegiatan pemberdayaan melalui edukasi perilaku hidup bersih dan sehat kepada pedagang di Kawasan pesisir . Kegiatan kali ini diperuntukkan bagi pegang yang berada di sekitar pesisir pantai Wisata kuliner Kabupaten kolaka yang berprofesi sebagai pedagang dan juru masak. Manfaat yang dapat dicapai melalui tulisan ini adalah meningkatnya pemahaman penyedia jasa kuliner mengenai PHBS dan meningkatnya kesadaran akan pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Perilaku mencuci tangan dengan sabun merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk memutus mata rantai penularan penyakit dengan tujuan membangun masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat. Hal ini sejalan dengan prinsip kesehatan pariwisata untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan analisis risiko kesehatan wisata dengan melakukan pendekatan preventif dan promotif untuk eliminasi atau mengurangi risiko sebelum dan saat wisata. Oleh karena ini, edukasi PHBS khususnya CTPS di daerah wisata memiliki respon positif sebagai wanaha awal untuk pemberdayaan masyarakat sehat di lingkungan wisata.
Manfaat edukasi perilaku hidup sehat bersih, khususnya mengenai cuci tangan 6 langkah sangat efektif membantu para juru masak dan pramusaji dalam memasak dan menyajikan makanan bagi wisatawan yang singgah makan di wisata kuliner kabupaten kolaka Para penyaji kuliner antusias untuk mempraktekkan cara cuci tangan 6 langkah sesuai dengan standar WHO sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di lingkungan wisata untuk mengurangi prevalensi transmisi penyakit melalui makanan.Â
Edukasi dalam cakupan promosi kesehatan di daerah wisata, seperti cuci tangan dengan 6 langkah pakai sabun merupakan hal yang krusial dan menjadi perhatian para stakeholder, akademisi dan praktisi yang berkecimpung di bidang kesehatan. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang mendukung program PHBS oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang diinsiasi oleh Public Private Partnership for Handwshing (PPWH) dan didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Adapun saran dari penulis adalah kegiatan ini perlu dilakukan secara berkesimbungan untuk melihat perbaikan pola perilaku masyarakat di daerah wisata, khususnya para penyaji wisata kuliner kabupaten kolaka Perlu ada umpan balik yang fokus pada efektivitas cuci tangan dengan 6 langkah saat memasak dan menyajikan makanan sehingga dapat diukur tingkat pengetahuan dan keberhasilan dalam menurunkan angka kejadian penyakit yang ditransmisi melalui makanan pada daerah tersebut. Kerjasama yang intensif antar pembeli dan pedagang , Puskesmas dan masyarakat sasaran di daerah wisata perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kesadaran PHBS. Ketersediaan fasilitas sanitasi dalam rangka meningkatkan CTPS dengan 6 langkah di area lapak makanan bagi penyaji kuliner maupun wisatawan sangat diperlukan agar mendukung pedagang PHBS
Oleh: Sukmawati (Mahasiswa Program Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Mandala Waluya)