Mungkin tidak berlebihan kalau wanita RRI yang bertugas di garis depan , diperbatasan , di daerah terpencil lebih tepat disebut Kartini-Kartini RRI . Salah seorang diantara mereka adalah Chrisma Riny . Wanita yang puluhan tahun terbiasa hidup ditengah gemerlapan kota metropolitan Jakarta , lalu mendapat tugas sebagai Kepsta RRI di Tarakan yang berbatasan dengan Tawau Malaysia . Awalnya wanita dengan dua putra ini merasa sepi di Tarakan karena jauh dari keluarga yang tetap di Jakarta . Tetapi ia mampu beradaptasi dengan kondisi sehingga ia merasa biasa bahkan menikmati kehidupan di Perbatasan itu . Chrisma Riny yang kahir di Jakarta 25 Desember 1961 , sudah 23 tahun mengabdi di RRI dan hampir seluruh tugasnya berada di Jakarta . Kariernya di RRI siawali sebagai Staf pembukuan , kemudian dipercaya sebagai Kasubsi Pembukuan , Kasubsi Keuangan , Kasubsi Perbendaharaan Kantor Pusat . Dan sebelum berangkat ke Tarakan sebagai Kepsta , Chrisma Riny adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada SPI RRI di Jakarta . Mengapa Chrisma Riny sanggup bertugas di Tarakan yang jauh dari suami dan 2 putranya yang duduk di SMS dan SD itu ?." Dimanapun saya ditugaskan saya sudah siap , sebab hal itu merupakan tantangan bagi saya ". Jawabnya ketika dihubungi infosketsa.com . Ia bahkan menitipkan pesan buat para Kepsta Wanita yang akan ditugaskan di luar pulau Jawa untuk tidak menolak penugasan itu . Sebab selama ini masih ada Wanita RRI yang menolak ditugaskan sebagai Kepsta di Luar Jawa . Tarakan , bukan tempat yang harus ditakutkan . Sebab Tarakan Nyaman bagi Wanita yang bertugas disana . Kata Chrisma Riny yang lebih senang jika wanita RRI Diperbatasan disebut " Wonder Woman " . Selain mudah transportasinya juga kota Tarakan dilengkapi dengan Bandara khusus klas I yang semuanya dilayani Boeing . Bandara ini untuk transit ke Malinau ,Nunukan dan lain-lain . Dari Jakarta ke Tarakan cukup transit di Balikpapan , lalu memerlukan hanya 55 menit sampai di Bandara Tarakan . " Tarakan digambarkan seperti Batam 5 atau 7 tahun lalu " Tutur Chrisma menurukan ucapan penduduk Tarakan , yang menganggap daerahnya sebagai New Singapur . Semua ada di kota perbatasan itu , Mall ada , hotel berbintang , Gramedia , dan KFC juga ada . " Pokoknya hidup di Tarakan gak ketinggalan banget " Kata Chrisma menghibur dirinya yang sehari-hari jauh dari keluarga . Sebab suaminya yang bekerja di swasta tidak ikut mendampingi istrinya sebagai Kepsta di RRI Tarakan . Demikian juga anaknya yg saat ini Ujian SMA dan satu lagi masih duduk dibangku SD tidak ikut ibunya . Kota Tarakan banyak penduduk pendatang , dari Sulawesi , Jawa , dan Jakarta tentunya disamping suku dayak tidung . Kehudupan kekeluargaan terasa disana . Dan staf RRI yang terdiri 14 Pejabat Struktural , 1 staf PNS dan 38 Non PNS menjalain kebersamaan . Hampir seluruh Pejabat Struktural dan staf terdiri 1 PNS dan 38 Non PNS adalah pendatang . Chrisma Riny mengusahakan kesejahteraan bagi karyawannya dengan memperbanyak kegiatan , sebab mereka bisa memperoleh uang tambahan walau tidak banyak Kerinduan kepada keluarga tidak mungkin bisa dihilangkan oleh seorang Chrisma Riny , sehingga iapun harus bisa pulang menemui keluarga di Jakarta . Tidak ada waktu khusus untuk pulang , sebab diperlukan biaya cukup besar . Tetapi rapat-rapat Dinas di Jakarta dan daerah lain , dimanfaatkan oleh Wanita berusia 50 tahun ini untuk bertemu keluarga di Jakarta . Kondisi hubungan antar instansi yang terbina baik di Tarakan , menyebabkan ia bisa bertahan di Tarakan . Semua SKPD dan Instansi di Tarakan merespon baik keberadaan RRI di Tarakan . Kondisi seperti menyebabkan Kartini RRI yang satu ini melihat Tarakan lebih nyaman dibandingkan dengan Jakarta yang macet , padat dan sangat sibuk . Kata Chrisma Riny untuk mengalihkan kesan rindu untuk selalu bersama keluarga , sambil mengkahiri pembicaraan melalui pesan singkat dengan infosketsa.com .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H