Mohon tunggu...
Bochri Rachman
Bochri Rachman Mohon Tunggu... -

saya lahir 1 januari 1949 di Nusa Tenggara Barat . Sejak tahun 1970 bekerja di RRI samapai dengan 2009 sebagai broadcaster , jurnalis dan managemen RRI di Mataram, Jayapura, Madura , Bengkulu , Makassar dan terakhir di Bandung .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Chrisma Riny Kartini RRI di Perbatasan

22 April 2011   08:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13034598971845197280

Mungkin tidak berlebihan kalau wanita RRI yang bertugas di garis depan , diperbatasan , di daerah terpencil  lebih tepat  disebut Kartini-Kartini RRI . Salah seorang diantara mereka  adalah Chrisma Riny . Wanita yang puluhan tahun terbiasa hidup ditengah gemerlapan  kota metropolitan Jakarta , lalu mendapat tugas sebagai Kepsta RRI di Tarakan yang berbatasan dengan Tawau Malaysia . Awalnya wanita dengan dua putra ini merasa sepi di Tarakan karena jauh dari keluarga yang tetap di Jakarta . Tetapi ia mampu beradaptasi dengan kondisi sehingga ia merasa biasa bahkan menikmati kehidupan di Perbatasan itu . Chrisma Riny yang kahir di Jakarta 25 Desember 1961 , sudah 23 tahun mengabdi di RRI dan hampir seluruh tugasnya berada di Jakarta . Kariernya di RRI siawali sebagai Staf pembukuan , kemudian dipercaya sebagai Kasubsi Pembukuan , Kasubsi Keuangan , Kasubsi Perbendaharaan Kantor Pusat . Dan sebelum berangkat ke Tarakan sebagai Kepsta , Chrisma Riny adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada SPI RRI di Jakarta . Mengapa Chrisma Riny sanggup bertugas di Tarakan yang jauh dari suami dan 2 putranya yang duduk di SMS dan SD itu ?." Dimanapun saya ditugaskan saya sudah siap , sebab hal itu merupakan tantangan bagi saya ". Jawabnya ketika dihubungi infosketsa.com . Ia bahkan menitipkan pesan buat para Kepsta Wanita  yang akan ditugaskan di luar pulau Jawa untuk tidak menolak penugasan itu . Sebab selama ini masih ada Wanita RRI yang menolak ditugaskan sebagai Kepsta di Luar Jawa . Tarakan  , bukan tempat yang harus ditakutkan . Sebab Tarakan Nyaman bagi Wanita yang bertugas disana . Kata Chrisma Riny yang lebih senang jika wanita RRI Diperbatasan disebut " Wonder Woman " . Selain mudah transportasinya juga kota Tarakan dilengkapi dengan Bandara khusus klas I yang semuanya dilayani Boeing . Bandara ini untuk transit ke Malinau ,Nunukan dan lain-lain . Dari Jakarta ke Tarakan cukup transit di Balikpapan , lalu memerlukan hanya 55 menit sampai di Bandara Tarakan . "  Tarakan digambarkan seperti Batam 5 atau 7 tahun lalu  " Tutur Chrisma menurukan ucapan penduduk Tarakan , yang menganggap daerahnya sebagai New Singapur . Semua ada di kota perbatasan itu , Mall ada , hotel berbintang , Gramedia , dan KFC juga ada . " Pokoknya hidup di Tarakan gak ketinggalan banget " Kata Chrisma menghibur dirinya yang sehari-hari jauh dari keluarga . Sebab suaminya yang bekerja di swasta tidak ikut mendampingi istrinya sebagai Kepsta di RRI Tarakan . Demikian juga anaknya yg saat ini Ujian SMA  dan satu lagi masih duduk dibangku SD tidak ikut ibunya . Kota Tarakan banyak penduduk pendatang , dari Sulawesi  , Jawa , dan Jakarta tentunya disamping suku dayak tidung . Kehudupan kekeluargaan terasa disana . Dan staf RRI yang terdiri 14 Pejabat Struktural , 1 staf PNS dan 38 Non PNS menjalain kebersamaan . Hampir seluruh Pejabat Struktural dan staf terdiri 1 PNS dan 38 Non PNS adalah pendatang . Chrisma Riny mengusahakan kesejahteraan bagi karyawannya dengan memperbanyak kegiatan , sebab mereka bisa memperoleh uang tambahan walau tidak banyak Kerinduan kepada keluarga tidak mungkin bisa dihilangkan oleh seorang Chrisma Riny , sehingga iapun harus bisa pulang menemui keluarga di Jakarta . Tidak ada waktu khusus untuk pulang , sebab diperlukan biaya cukup besar . Tetapi rapat-rapat Dinas di Jakarta dan daerah lain , dimanfaatkan oleh Wanita berusia 50 tahun ini untuk bertemu keluarga di Jakarta . Kondisi hubungan antar instansi yang terbina baik di Tarakan , menyebabkan ia bisa bertahan di Tarakan . Semua SKPD dan Instansi di Tarakan merespon baik keberadaan RRI di Tarakan . Kondisi seperti menyebabkan Kartini RRI yang satu ini melihat Tarakan lebih nyaman dibandingkan dengan Jakarta yang macet , padat dan sangat sibuk . Kata Chrisma Riny untuk mengalihkan kesan rindu untuk selalu bersama keluarga , sambil mengkahiri pembicaraan melalui pesan singkat dengan infosketsa.com .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun