Mohon tunggu...
Bochri Rachman
Bochri Rachman Mohon Tunggu... -

saya lahir 1 januari 1949 di Nusa Tenggara Barat . Sejak tahun 1970 bekerja di RRI samapai dengan 2009 sebagai broadcaster , jurnalis dan managemen RRI di Mataram, Jayapura, Madura , Bengkulu , Makassar dan terakhir di Bandung .

Selanjutnya

Tutup

Catatan

AJI Mataram Mengecam Tindakan Kekerasan Oknum Aparat terhadap Jurnalis

21 April 2011   01:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siaran Pers Aji Mataram

atas kasus kekerasan terhadap Jurnalis TV One .NTB

HentikanKekerasan Terhadap Jurnalis!

Kasus kekerasan terhadap jurnalis ternyata tak kunjung usai. Sebuah kasus kekerasan kembali terjadi atas rekan jurnalis Herman Zuhdi, kontributor TV One  saat meliput unjuk rasa menuntut divestasi 7 % saham PT Newmont Nusa Tenggara, di Sumbawa Barat, Senin, 18 April 2011 (kronologis terlampir). Sangat disayangkan pelaku tindak kekerasan itu justru oknum aparat penegak hukum, yang semestinya menjadi pengayom dan pelindung masyarakat termasuk kalangan jurnalis. Sungguh kasus kekerasan tersebut adalah sebuah ancaman bagi kebebasan pers dan telah melukai perasaan kalangan jurnalis, karena selama ini aparat kepolisian selalu mengklaim bahwa pers/ jurnalis adalah mitra kerja mereka.

Menanggapi kasus kekerasan tersebut, kami dari Aliansi Jurnalis Independen dengan ini menyatakan sikap:

1.Mengecam pelaku tindan kekerasan terhadap jurnalis, terlebih karena pelaku adalah aparat penegak hukum yang semestinya menjunjung tinggi hukum dan menjadi pelindung jurnalis dalam melaksanakan tugasnnya yang telah diatur oleh undang-undang.

2.Mendesak Kapolda NTB untuk mengusut kasus kekerasn terhadap rekan Herman Zuhdi dan meberikan sanksi tegas kepada pelaku kekerasan tersebut.

3.Mendesak Kapolda NTB untuk memberikan pembinaan kepada jajarannya agar memahami peran dan fungsi pers, agar kasus kekrasan serupa ridak terulang lagi.

4.Menghimbau kepada kalangan jurnalis di NTB untuk tetap tidak patah semangat dengan adanya kasus tersebut, tetap menjalankan tugas dengan menjunjung tinggi kode etik dan independensi.

5.Menghimbau kepada segenap masyarakat di NTB untuk bersama-sama berjuang menjaga kebebasan pers karena terjaminnya kebebasan pers akan menjamin masyarakat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan bagi terciptanya masyarakat yang cerdas dan sejahtera.

Demikian pernyataan sikap ini dibuat dengan harapan agar tumbuh kesadaran bersama dari berbagai kalangan untuk bersama-sama memahami peran dan fungsi pers serta menentang tindak kekerasan terhadap jurnalis.

Mataram, 19 April 2011

Ttdttd.

Abdul Latif ApriamanBudi Afandi

Ketua AJI MataramSekjen AJI Mataram



KRONOLOGIS INTIMIDASI DAN PENGANCAMAN POLISI TERHADAP WARTAWAN SAAT DEMO DIVESTASI PT.NEWMONT NUSA TENGGARA

(disampaikan Saudara Herman Zuhdi, Kontributor TV One  kepada AJI Mataram, Senin , 18 April 2011)


  1. 11.00 wita aksi chaos setelah massa berusaha mendobrak pintu areal parkir gate newmont yang berhadapan langsung ke gate menuju areal tambang
  2. saya berlari menuju ke dalam areal parkir dari pintu utara
  3. di areal parkir saya langsung ambil gambar korban pengunjuk rasa yang bersimbah darah terkena hajaran polisi atas nama: kadir yang dievakuasi rekan mereka di dalam tenda yang sebelumnya memang dibangun oleh pengunjuk rasa
  4. sementara diluar tenda polisi berusaha mengejar massa yang sudah kocar kacir, saya waktu itu berada di sebelah timur areal parkir mengambil gambar
  5. posisi saya terjebak, karena polisi sudah mengepung areal parkir dari berbagai penjuru.
  6. saya terus mengabadikan sikap represif polisi yang menganiaya pengujuk rasa tanpa ada rasa kasihan.
  7. saat saya mengabadikan, tiba-tiba salah seorang anggota polisi dengan pakaian anti huru hara dan dilengkapi tambeng, berlari kearah saya dan menghantamkan tamengnya ke arah kamera saya tapi beruntung bisa saya hindari
  8. tidak hanya itu, saat saya berusaha mengabadikan gambar pengujuk rasa lain yang ditangkap dan dipukuli, saya dibentak  oleh oknum polisi yang memakai kaos putih panjang berkerah yang kalau tidak salah setelah saya Tanya kawan2 wartawan lain beliau adalah kanit reskrim polres sumbawa barat
  9. hampir tiga kali dia membentak saya “ jangan ambil gambar anggota” sambil menujuk kea rah saya dengan ancaman dan intimidasi yang membuat saya “syok”
  10. bahkan dia sempat mengelurkan kata-kata “ ambil kamera tvone” sambil menarik ID card saya dan berakta “darimana kamu, siapa namamu? biar kamu dari pers”
  11. setelah selesai saya kemudian mengamankan diri

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun