Mohon tunggu...
Bochri Rachman
Bochri Rachman Mohon Tunggu... -

saya lahir 1 januari 1949 di Nusa Tenggara Barat . Sejak tahun 1970 bekerja di RRI samapai dengan 2009 sebagai broadcaster , jurnalis dan managemen RRI di Mataram, Jayapura, Madura , Bengkulu , Makassar dan terakhir di Bandung .

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kartini-kartini RRI di Karier Puncak

21 April 2011   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:35 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyambut Hari Kartini tahun 2011 , Infosketsa.com menurunkan profile wanita RRI yang sedang  menempati karier pucak , baik sebagai Dewas , Direksi dan Kepala Stasiun RRI .

Rosalita Niken Widiastuti :( Dirut LPP RRI )

Salah satu diantaranya adalah Rosalita Niken Widiastuti (50 th ) master lulusan Universitas Gajah Mada mencapai karier puncak di LPP RRI sebagai Direktur Utama untuk masa jabatan 2010-2015 . Ini adalah jabatan kedua didalam jajaran Direksi , yang pertama ia masuk jajaran Direksi 2005-2010 sebagai Direktur Program dan Produksi lalu Direktur Administrasi & Keuangan . Niken telah mencatat sejarah baru bahwa untuk pertama kali Wanita mencapai Karier Puncak di RRI .

Karier Niken termasuk cepat menanjak di RRI . Ia memulai kariernya sebagai karyawan RRI di Yogyakarta kemudian hijrah ke Jakarta . Disinilah Niken banyak memproleh kesempatan mencatat prestasi antara lain ia mewakili LPP RRI didalam penyusunan Draf RUU Penyiaran , menjadi tim penyusun PP Nomor 11 , 12 dan 13 tentang Lembaga Penyiaran Publik , LPP RRI dan LPP TVRI . Keberhasilannya itu menyebabkan ia kemudian mendapatkan kenaikan pangkat istimewa saat memegang jabatan Direktur Program dan Produksi . Sebelum sebagai Direktur Niken Widiastuti sempat sebagai Kepala RRI Cirebon Jawa Barat .

alt
alt

Dwi Hernuningsih ( Mbak Nuning ).

Dalam pemilihan Direksi 2010-2015 oleh Dewan Pengawas , Niken terpilih sebagai Direktur Utama LPP RRI dan merupakan Dirut pertama dari kalangan wanita . Banyak tantangan yang dihadapi saat awal sebagai Direktur Utama baik dari internal maupun ekternal . Kebijakannya menempatkan kembali mantan Direksi sebagai Kepsta sebagai kebijakan yang mendapat sorotan  keras . Niken mengeluarkan gagasan " Super Team " sebagai suatu bentuk konsolidasi besar , sebab masalah ini harus dibenahi . Saat penyusunan rencana induk LPP RRI terkesan masih ada petinggi RRI yang belum effektif menangani masalah ini , sehingga menjadi tantangan bagi Niken .Tantangan berat lainnya adalah ketika Usulnya agar RRI sebagai Bagian Anggaran ( BA ) sendiri ditolak Kementerian Keuangan . Juga usul tentang peningkatan penyetaraan eselonisasi jabatan direksi dan jabatan penting lainnya , pengembangan struktur organisasi , pembentukan organisasi baru serta pembentukan sekretariat Korpri ditolak MenPan & RB .

Dwi Hernuningsih : ( Anggota Dewas LPP RRI ).

Tampilnya Dwi Hernuningsih mantan Kepala RRI Bogor sebagai anggota Dewan Pengawas LPP RRI periode

alt
alt

Ersna Parahesti ( Kepsta RRI Banjarmasin ).

2010-2015 juga mencatat sejarah baru . Sebab ini untuk pertama kali didalam sejarah  Perjan dan LPP RRI , wanita sebagai anggota Dewas . Dia adalah wanita pekerja keras didalam meningkatkan citra RRI saat memimpin RRI Bogor di Jawa Barat . Kariernya juga diawali dari Yogyakarta , kemdian berlanglang buana ke Surabaya sebagai Kepala Bidang Pemberitaan. Keberhasilannya di Surabaya membawa ia menjadi Kepala RRI Bogor . Di Jawa Barat ia aktif bersama RRI Bandung dan RRI Cirebon melestarikan budaya melalui berbagai gelar Budaya oleh stasiun RRI BBC ( Bandung-Bogor-Cirebon . ) Kerjasama dengan kalangan kampus menyebabkan RRI Bogor dekat dengan para mahasiswa dan kaula muda lainnya . Konsep kerjasama atau kemiteraan dengan kalangan kampus dicatat sebagai salah satu gagasan yang dibawa didalam Uji kepatutan dan kelayakan sebagai anggota Dewas dihadapan Komisi I DPR RI .

Ersna Parahesti ( Kepala RRI Banjarmasin ) .

Teman-temannya ada yang menyebut Ersna sebagai wanita besi . Artinya wanita RRI yang tangguh dan memiliki komitmen tinggi dalam setiap tugas yang diembannya . Sebagai wanita besi , ia tidak kenal kata menyerah ketika dihadapkan para persoalan-persoalan berat didalam tugasnya . Di Banjarmasin ia dikenal sebagai seorang reporter RRI yang tangguh . Saat mendapat tugas melakukan liputan internasional  Konprensi Tingkat Tinggi ( KTT ) non Block di Jakarta tahun 1992 ia memperlihatkan kemampuannya sebagai seorang reporter . Tidak jarang ia bekerja sampai pukul 06.00 pagi sebagai reporter KTT Non Block , tetapi ia tetap sanggup karena memang didukung oleh kondisi tubuhnya yang sehat . Banyak gagasan baru yang dimunculkan ketika menjabat sebagai Kepala RRI Cirebon , misalnya parade Band yang memecahkan rekor Muri rekor tertinggi selama ini dan sampai sekarang belum terpecahkan di seluruh Indonesia . Keberhasilan Ersna Parahesti

alt
alt
menambah jumlah rekor Muri yang dicetak LPP RRI .  Kerja keras di Cirebon menyebabkan Direksi mempercayakan ia sebagai Kepala RRI Banjarmasin yang termasuk Type B . Di Banjarmasin Ersna juga mencetak prestasi yang membanggakan bahkan meraih rekor muri untuk beberapa kegiatan. Sejumlah kalangan menyebutkan kemampuan Ersna Parahesti di bidang pemberitaan sehingga dinilai cocok sebagai Kepala Pusat Pemberitaan RRI . Tetapi Direksi mempunyai kebijakan lain dan menetapkan Ersna sebagai Kepala RRI Banjarmasin .

Awanda Erna ( Kepala Puslitbangdiklat RRI ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun