Kuliah, masa-masa indah yang diidamkan banyak orang. Bayangan tentang masa depan cerah dan kesempatan meraih mimpi sering kali menghiasi angan-angan para calon mahasiswa. Namun, realita tak selalu seindah mimpi. Tekanan akademis yang tinggi, beban tugas yang berat, dan persaingan yang ketat sering kali menjadi tantangan yang menghantui masa-masa kuliah. Stres akademis, sebuah masalah yang tak terhindarkan, telah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mengapa demikian?
Data dari American Psychological Association menunjukkan bahwa hampir 90% anak muda usia 18-23 tahun di Amerika Serikat merasa stres karena kuliah (American Psychological Association, 2020). Di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2019,  jumlah mahasiswa yang mengalami stres  juga cukup tinggi,  sekitar 36,7% sampai 71,6% (Kemenkes RI, 2019). Masalah ini perlu mendapat perhatian serius.
Bayangkan, mahasiswa harus menyelesaikan tugas makalah,  presentasi,  dan  ujian dalam waktu yang bersamaan. Mereka sering merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang\ harus  diselesaikan  dalam  waktu  yang  singkat. Situasi ini  sering  dialami  oleh banyak  mahasiswa,  dan  dapat  menyebabkan  kelelahan  mental  dan  menurunkan  semangat  belajar.
Selain tuntutan akademis yang tinggi, mahasiswa juga menghadapi tekanan dari lingkungan sosial.  Persaingan yang ketat di lingkungan kampus membuat mahasiswa merasa tertekan untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Mereka juga merasa terbebani  dengan  ekspektasi  dari  teman-teman  dan  lingkungan  sosial  mereka.
Meskipun kuliah adalah masa-masa penting dalam hidup, stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mahasiswa. Â Mereka dapat mengalami gangguan tidur, Â mudah tersinggung, Â kehilangan konsentrasi, Â dan mengalami penurunan motivasi belajar. Â Dalam kasus yang lebih serius, stres kuliah dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Tenang, Â ada beberapa cara untuk mengatasi stres kuliah:
1. Mengelola Waktu dengan Efektif:
- Teknik Pomodoro:  Teknik ini membantu mahasiswa fokus pada satu tugas selama 25 menit,  kemudian istirahat selama 5 menit.  Ulangi siklus ini beberapa kali,  dan  mahasiswa akan merasa lebih produktif dan  termotivasi.  Misalnya,  saat mengerjakan makalah,  mahasiswa bisa fokus selama 25 menit,  kemudian istirahat sebentar untuk minum atau jalan-jalan.
- Timeboxing:  Alokasikan waktu tertentu untuk setiap tugas,  misalnya,  1 jam untuk mengerjakan tugas A,  2 jam untuk belajar untuk ujian B,  dan  seterusnya.  Dengan cara ini,  mahasiswa akan lebih terstruktur dan  menghindari menghabiskan terlalu banyak waktu untuk satu tugas.
2. Cari Dukungan:Â
Membangun hubungan yang positif dengan teman, keluarga, atau kelompok belajar dapat memberikan dukungan emosional dan membantu mengurangi stres. Â Berbagi cerita dengan teman tentang kesulitan yang dialami dapat membantu meringankan beban pikiran.
3. Gaya Hidup Sehat: Â
Makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi stres.
4. Teknik Relaksasi:Â
Cobalah meditasi, yoga, atau latihan pernapasan untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
5. Mencari Bantuan Profesional:Â
Jika stres anda berat, jangan ragu untuk  mencari bantuan dari konselor kampus atau psikolog.  Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang Anda butuhkan untuk mengatasi stres kuliah.
