Mohon tunggu...
Bintang Asihta
Bintang Asihta Mohon Tunggu... -

Bukan tamatan SMA.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jika Bank Dapat Terbelah Dua

25 Juni 2014   12:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:06 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan yang lalu ketika saya sedang berjalan ke supermaket sambil mendengarkan radio saya tergelitik dengan konsep dan ide radikal sebuah pembicaraan radio dimana mereka menggagas bagaimana jika kita hilangkan saja bank. Bukan buat bank lebih baik, lebih aman, dan stabil saat resesi namun benar-benar hilangkan saja.

***

Tentu saja yang saya maksud disini bank konvensional sekarang. Saat kita menyimpan uang dibank sebenarnya yang bayak hal yang terjadi dengan uang yang anda simpan. Bank mungkin menginvestasikan uang anda ke bisnis yang menguntungkan, bonds, atau meminjamkannya ke orang lain tentu saja dengan bunga. Masalah yang terjadi di bank konvensional ini adalah uang yang anda simpan bisa berada dimana-mana tergantung dengan keputusan bank yang anda gunakan. Normalnya uang yang anda simpan bisa diambil kapan saja berapa pun yang anda mau disaat anda membutuhkannya. Tapi disaat saat investasi sebuah bank gagal membuahkan hasil dimana kah uang anda sekarang?

Bank itu seperti dua sisi koin dimana dia bisa jadi sangat menguntungkan saat situasinya bagus atau sangat merugikan saat situasi sedang buruk. Disaat yang baik ia dapat membantu mensupport pertumbuhan ekonomi, namun disaat buruk (yang sialnya lebih banyak terjadi) menyimbulkan banyak krisis ekonomi diberbagai belahan dunia.

Hal ini dilatar belakangi oleh 2 fungsi utama bank tadi. Pertama bank dapat digunakan untuk menyimpan uang dan kedua bank dapat menggunakan uang tadi untuk meminjamkannya dalam bentuk loans. Di permukaan tentu saja ini menguntungkan kedua belah pihak, lender mendapatkan keuntungan berupa bunga dan borrower mendapatkan credit. Win-win solution. Namun apa yang terjadi jika borrower tidak mampu melunasi hutangnya? Hal gampang jika hal ini terjadi satu dua kali bank dapat mencari credit lain dan menutupi kerugiannya, namun saat krisis hampir semua orang tidak mampu melunasi hutangnya. Bank gagal dalam menginvestasikan uang anda. Orang berbondong bondong menarik semua uangnya dari bank karena takut bank tidak mampu mengembalikan uang yang mereka pakai. Alhasil untuk anda yang kurang beruntung, anda tidak dapat menarik uang anda sendiri dari bank, tidak ada lagi uang yang tersisa didalam bank, dan kemungkinan besar ada dua hal yang akan terjadi untuk mengembalikan uang anda yaitu credit default dan bail out. Dan keduanya pahit, tidak ada yang lebih buruk dari gagalnya sebuah bank.

Solusi yang menarik mereka adalah mengapa kita tidak pisahkan dua fungsi utama tadi? Lupakan bank konvensional. Buat institusi tempat dimana kita khusus untuk menyimpan uang dan hanya untuk itu, dan satu lagi tempat dimana kita menyimpan uang untuk dipinjamkan atau diinvestasikan. Idenya adalah krisis hanya akan berdapak untuk nasabah yang memang sengaja mengambil resiko menginvestasikan uangnya untuk mendapat bunga lebih. Sedangkan nasabah yang bertujuan untuk hanya menyimpan uangnya saja tak akan terkena imbasnya karena uang yang mereka simpan tidak akan digunakan untuk investasi apapun. Hal yang signifikan disini adalah sekarang tanggung jawab atas uang anda berada pada anda, dan ini akan berdampak dalam bagaimana pemerintah akan merespon saat terjadi krisis. Tak perlu lagi ada bail out sampai bertriliun triliun juta lagi karena bank terbagi menjadi dua. Jika bank untuk berinvestasi gagal, pemerintah tidak ada kewajiban untuk membail out karena sekarang nasabah yang bertanggung jawab menanggung resiko seandainya investasi yang dijalankan bank gagal. Apalagi untuk bank yang khusus untuk menyimpan uang tadi, mereka bahkan bebas dari bahaya krisis mengingat uang mereka aman karena tidak digunakan sama sekali. Ini bisa jadi solusi yang serius untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini.

Namun tentu saja salah satu pertanyaan pentingnya adalah apakah ini bisa diterapkan sekarang? Terkait dengan sistem banking sekarang yang terlanjur complex dan hampir mustahil untuk diubah. Bayangkan betapa susahnya membuat nasabah menarik semua uangnya dan menaruhnya disistem yang baru ini sedangkan uang yang mereka simpan saja masih berada diberbagai tempat setelah dipinjamkan dan diinvestasikan oleh bank. Selain itu masih banyak dampak lain yang mesti kita pelajari dari sistem ini. Jadi mungkin tidak untuk sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun