Mohon tunggu...
Irwan Rum
Irwan Rum Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Dewan PERS LPMH UH) "Menulislah Kawan..!!! Sebab Pembodohan Telah Terjadi"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cerita di Balik Desa Benteng Gantarang

13 Juli 2011   13:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 7 Juli 2011, saya bersama Moch.Taufan Santiago “Opan” Mengelilingi beberapa desa di Kec.Gantarang Kab.Bulukumba, di antara beberapa desa yang saya singgahi ada satu desa yang sangat berkesan dibanding desa-desa yang ada d Kecamatan Gantarang. Desa itu bernama Benteng Gantarang. Desa ini merupakan hasil pemekaran dari desa Gattareng dan desa benteng Malewang. Di sini merupakan salah satu tempat yang masih kental akan budaya, adat, dan berbagai macam wisata permandian yang tidak banyak diketahui orang lain.

Pada saat sampai kedatanganku sama Opan disambut dengan ramah oleh beberapa teman yang ada di sana yaitu: A.Tri Aswindinata”Tri”/TEKNIK, Ferli/HUKUM, St.Anna Pratiwi/Peternakan, Suryanti Aswar Mure/EKONOMI, Muhammad Degani”Bhucek”/TEKNIK, Laode Muh. Alfan/Sosiologi, Haspiani Halik/Pertanian. Kami di sajikan minuman khas warga di sini “Kopi Hitam” yang sangat cocok dengan desa di sini yang merupakan salah satu dari beberapa desa di Ke.Gantarang yang bercuaca Dingin.

Satu lagi cerita yang kudapat di desa ini ketika saya (iwan), opan, Bhucek,dkk di ajak oleh warga setempat untuk ikut di suatu tempat yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari posko untuk malakukan syukuran di tepi sungai Bialo. Perjalanan ke sungai tersebut ternyata cukup menantang dan membuat saya dan beberapa teman yang lain merasa “ngos-ngosan” karena harus melewati pendakian dan penurunan bukit yang ada di desa Benteng Gattareng.

Akhirnya sampai juga dengan membawa sesajen yang berisikan nasi putih, beras ketan yang sudah dikukus“songkolo”,Ketupat, seekor ayam kampung yang sudah di rebus, telur, dan seekor anak ayam kecil yang masih hidup yang di gunakan untuk memulai ritual adat setempat warga di sini. Syukuran ini di mulai dengan pelepasan seekor anak ayam yang msih hidup ini ke sungai Bialo. Setelah itu, saya dan teman-teman di ajak menyantap makanan yang di bawa warga ke sini sambil memandang panorama alam yang sangat indah namun tidak pernah terExpose di Media (Sangat di Sayangkan).

13105623921011024697
13105623921011024697
13105624401304966183
13105624401304966183
13105625091237344765
13105625091237344765

Opan dan saya sangat menikmati dan merasa akan kembali lagi di desa Gattareng ini karena memiliki tempat permandiandan ritual-ritual yang tidak pernah kami dapatkan di Makassar. “Iwan, Opan kalau ada waktu jalan-jalan ke sini masih ada sungai jembatan gantung yang lebih menarik dari ini” ujar pemuda desa Gattareng. “iye’ insya Allah kembali jie lagi nanti ke sini” jawab Opan sambil tersenyum.

Setelah mandi “Huwww Dingin” saya dan opan akhirnya pulang kembali ke posko Desa Gantarang lalu melanjutkan perjalanan ke posko kami berdua di Kelurahan Matekko yang menempuh perjalanan kurang lebih 20 Km dari desa Benteng Gantarang.

Kunjunganku amat sangat berkesan karena apa yang saya dapatkan di sini tidak kudapatkan di Makassar, dan saya baru tahu setelah berkunjung kalau Masyarakat di sini masih kental dengan Adat yang berlaku di desa ini dan kaya akan tempat wisata dan panorama alam yang indah namun kurang perhatian dari Pemerintah sehingga banyak orang tidak mengenal kalau di desa ini menyimpan banyak cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun