Desa Sawarna, Lebak, Banten – Terletak dekat dengan perbatasan lempeng tektonik aktif, yaitu perbatasan Lempeng Eurasia dan Indo-Australia, sehingga menyebabkan daerah ini memiliki potensi gempa bumi (BNPB, 2018). Selain itu, potensi megathrust di pantai selatan Jawa juga menjadi ancaman bagi desa ini, mengingat jarangnya gempa besar di kawasan ini yang menyebabkan akumulasi energi di sepanjang pergerakan lempeng, menciptakan kondisi seismic gap. Jika gempa besar terjadi, energi yang dilepaskan dan magnitudonya akan lebih besar. Berdasarkan potensi risiko bencana yang ada, diperlukan upaya penanggulangan yang optimal sebagai langkah preventif untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Oleh karenanya, tim dosen dan mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia yang terdiri dari dosen pembimbing Dr. Tito Latif Indra, M.Si dengan asisten dosen Muhammad Attorik Falensky, S.Si dan Bintang Mahakarya Sembahen, S.Si beserta mahasiswa FMIPA UI yang beranggotakan Satrio Rifqi Wicaksono, Muhammad Nabil, Azzikri, Muhammad Alvin Januar, Ramaditya Dhamara Mukri dan Damar Dhaffa meluncurkan proyek pengabdian masyarakat dengan kegiatan Sosialisasi Tanggap Darurat Bencana dalam Membentuk Resiliensi Masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya mitigasi bencana.
Kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat diadakan pada 7-8 Juli 2024 yang dimulai dengan penyambutan tim oleh Kepala Desa Wisata Sawarna, Lili Suheli, dan Sekretaris Desa Sawarna diikuti dengan diskusi tentang rencana kegiatan yang akan tim laksanakan. Dilanjutkan dengan sambutan dari tim pengabdian masyarakat UI yang menekankan bahwa mitigasi bencana penting untuk diketahui oleh seluruh kalangan masyarakat agar dapat meminimalkan kerugian saat terjadi bencana. Selain itu, beliau menyampaikan bahwa tujuan diadakannya sosialisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam bagi masyarakat mengenai risiko gempa bumi dan tsunami yang mungkin terjadi.
Setelah pemaparan materi dilakukan terdapat diskusi yang dilakukan oleh tim pengabdi dengan masyarakat. Diskusi yang dilakukan melibatkan sesi tanya jawab serta pemberian saran dan masukan oleh masyarakat, yang merupakan elemen penting dalam kegiatan pengabdian ini. Secara keseluruhan, pelaksanaan diskusi berlangsung dengan baik. Masyarakat menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengajukan pertanyaan, mendengarkan jawaban dari tim pengabdi, serta memberikan masukan konstruktif.
Acara diakhiri dengan penutupan oleh tim dan pemberian poster dan buku saku bencana yang sudah dibuat secara simbolik kepada perangkat desa. Selain itu, pemberian rambu evakuasi yang sudah dibuat agar dipasang di beberapa area titik desa Sawarna.
Melalui Program Sosialisasi Mitigasi Bencana dan pemasangan rambu evakuasi, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi ketika bencana terjadi. Program ini tidak hanya memberikan pemahaman mengenai langkah yang harus diambil saat terjadi bencana, tetapi juga menekankan respon cepat dan efektif dalam situasi darurat. Selain itu, Rambu evakuasi juga dipasang di berbagai lokasi strategis di Desa Sawarna dirancang untuk memberikan panduan yang jelas dan mudah dipahami tentang rute evakuasi menuju tempat yang aman. Dengan adanya rambu-rambu ini, diharapkan masyarakat dapat dengan cepat mengetahui arah yang harus diambil untuk menghindari bahaya dan mencapai lokasi evakuasi yang telah ditentukan. Melalui program ini, diharapkan masyarakat Desa Sawarna menjadi lebih siap dan tanggap dalam menghadapi bencana, serta menjadi langkah preventif untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di kemudian hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI