Akhir-akhir ini, anak muda Indonesia sangat tertarik dengan kosmetik dan perawatan wajah atau badan yang sedang trending di media sosial, terutama di aplikasi Tiktok dengan fitur belanjanya yaitu Tiktok shop. Bahkan banyak dari mereka yang sengaja untuk membeli produk lokal dengan harapan membantu ekonomi di Indonesia. Tanpa disadari, barang-barang yang mereka beli ternyata bukan diproduksi di Indonesia, melainkan di Cina.
Produk yang berasal dari Cina ini sudah menyebar di pasar Indonesia secara besar-besaran, dengan melakukan rebranding, brand tersebut akan mempunyai identitas baru dan menarik konsumen Indonesia, dikutip dari kumparan.com, produk kecantikan lokal tercatat sebanyak 94,3% dan merek Cina 5,7% Namun dalam jangka waktu dua tahun yakni pada 2022, penguasaan pasarnya berbalik. Pangsa pasar merek China 57,2% dan merek lokal hanya 42,8% Dari data tersebut jelas bahwa pasar produksi Cina mendominasi Pasar Lokal dengan memanipulasi masyarakat bahwa produk tersebut adalah produk lokal. Padahal, pekerja Industri lokal sudah banting tulang mengorbankan waktu untuk mendapatkan bahan baku, Perdagangan internasional menyebabkan bahan baku domestik diekspor ke luar negeri, sehingga mengurangi ketersediaan di dalam negeri.
Dikutip dari ethcargoindo.com, setidaknya terdapat 5 brand skincare dan makeup yang sering disalahpahami sebagai merek lokal, padahal diproduksi di Cina. Beberapa produk kecantikan yang diimpor dari Cina dan dijual di Indonesia dengan harga yang murah bahkan merupakan barang ilegal yang seharusnya tidak disebarluaskan. Dilansir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), telah ditemukan 58 barang (152.744 pieces) produk kecantikan tanpa izin edar (TIE), bermerek Lameila dan SVMY yang berasal dari Cina. Produk yang diimpor ini nilai keekonomiannya diperkirakan mencapai lebih dari 2,2 miliar rupiah. Hal ini sangat berisiko bagi masyarakat Indonesia, contohnya seperti ketergantungan ekonomi Indonesia pada produk Impor Cina. Dikutip dari Kompas.com, "Gangguan ini tidak hanya menyebabkan kenaikan harga produk impor, tetapi juga menimbulkan kekurangan pasokan yang dapat menghentikan jalur produksi, menghambat kapasitas produksi, dan pada akhirnya, mengurangi output industri."
Pada akhirnya, Pasar kosmetik Indonesia telah didominasi oleh produk negara Cina yang sering dikira sebagai brand lokal karena adanya rebranding. Hal ini berdampak buruk pada industri lokal yang menjadi sulit untuk mendapatkan bahan baku, padahal mereka sudah susah payah untuk mempertahankan UMKM di Indonesia. Selain itu, banyak produk kosmetik dari Cina menyebabkan ketergantungan ekonomi Indonesia pada impor, beredar secara ilegal yang berisiko untuk masyarakat Indonesia.
Referensi:
kumparan.com "Skincare China Dominasi Pasar, Bukti Nyata Algoritma Project S TikTok di RI?"
ethcargoindo.com "5 Brand Skincare yang mendominasi pasar Indonesia ini ternyata berasal dari China."
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) "BPOM Tindak Tegas Penjual Kosmetik Impor Ilegal Senilai 2,2 Miliar Rupiah di Jakarta."
Kompas.com "Tsunami Impor dari China: Risiko dan Resonansi bagi Ekonomi Indonesia."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI