Mohon tunggu...
azzatunnurafifah
azzatunnurafifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Bertubi-Tubi: Menjaga Performa dan Kesehatan Mental Mahasiswa Kedokteran

12 Desember 2024   23:30 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:22 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Realitas Banyaknya Ujian di Pendidikan Kedokteran

Pendidikan kedokteran dikenal dengan ujian yang beragam dan menantang, yang mencakup ujian teori dengan jumlah soal antara 100 hingga 120, ujian praktikum, UKKD (Ujian Keterampilan Klinis Dasar), OSCE (Objective Structured Clinical Examination), dan SOCA (Student Oral Case Analysis). Ujian-ujian ini dirancang untuk memastikan mahasiswa memiliki pemahaman teori yang mendalam serta keterampilan klinis yang solid, yang esensial untuk membentuk dokter yang kompeten. Selain itu, ujian ini juga bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia medis yang dinamis dan kompleks.

Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Kedokteran

Mahasiswa kedokteran sering kali dihadapkan pada tantangan yang berat dalam menyeimbangkan tuntutan akademik dengan kesejahteraan pribadi mereka. Jadwal yang padat, dengan sedikit waktu untuk beristirahat, menambah tekanan yang signifikan. Berbagai materi yang harus dikuasai dalam waktu terbatas dapat menyebabkan mahasiswa merasa kewalahan (overwhelmed), dan jika tidak dikelola dengan baik, hal ini berisiko mengarah pada burnout, yaitu kelelahan mental dan emosional akibat stres yang berkepanjangan. Perasaan rasa bersalah juga sering muncul ketika mahasiswa merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi pribadi atau tekanan dari lingkungan sekitar, memperburuk beban psikologis mereka.

Pentingnya Menjaga Performa Akademik

Agar dapat mengatasi tantangan tersebut, mahasiswa kedokteran perlu mengimplementasikan strategi belajar yang efektif. Teknik seperti active recall untuk meningkatkan daya ingat dan spaced repetition untuk pemahaman jangka panjang terbukti efektif. Manajemen waktu yang baik, termasuk menyusun jadwal belajar yang terstruktur dan realistis, menjadi hal yang krusial untuk menjaga keseimbangan antara waktu belajar dan waktu istirahat. Selain itu, belajar kolaboratif dapat menjadi strategi yang efektif, karena memberikan ruang bagi mahasiswa untuk saling mendukung dan berbagi pemahaman tentang materi yang sulit.

Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Tekanan Akademik

Di tengah tekanan akademik yang tinggi, sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Praktik self-care seperti memastikan tidur yang cukup, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan sehat dapat membantu menjaga tubuh tetap fit dan bugar. Coping mechanism yang efektif juga penting untuk mengurangi stres, seperti berpartisipasi dalam hobi atau berlatih meditasi untuk meningkatkan kesejahteraan mental. Dukungan sosial, baik melalui percakapan dengan teman, keluarga, atau konselor, dapat memberi perspektif baru yang meringankan beban emosional serta mengurangi perasaan terisolasi yang sering kali dialami oleh mahasiswa.

Kesimpulan

Mahasiswa kedokteran perlu mengutamakan keseimbangan antara performa akademik dan kesehatan mental agar dapat melewati tantangan pendidikan dengan lebih baik dan efektif. Stres dan tekanan yang tinggi sering kali menjadi ancaman bagi kesejahteraan mereka, sehingga penting untuk mengintegrasikan upaya menjaga kesehatan mental dalam perjalanan akademik mereka. Dengan dukungan yang tepat, baik dari diri sendiri maupun dari institusi, mahasiswa dapat mengelola ujian dan beban akademik dengan lebih baik. Dukungan ini meliputi penyediaan sumber daya untuk pengelolaan stres, konseling, serta penciptaan lingkungan belajar yang mendukung kesejahteraan mental, sehingga mahasiswa dapat tetap fokus, termotivasi, dan meraih keberhasilan akademik tanpa mengorbankan kesehatan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun