Sumber gambar : Homecare 24.idSebagai makhluk sosial manusia tidak akan bisa lepas dari ketergantungan hidupnya pada setiap makhluk lain disekitarnya, pada kenyataannya hidup manusia memang membutuhkan peranan penting orang-orang sekitarnya, seperti adanya seorang sahabat, sahabat adalah orang yang membantu proses terbentuknya pribadi seseorang, sahabat sudah pasti teman, tapi teman belum tentu sahabat.
   Sahabat adalah teman yang mengerti dan memahami kita baik dari segi kekurangan yang ada pada diri kita atau kelebihan yang kita miliki, sahabat juga tau apa yang baik untuk kita dan apa yang kurang baik dari kita, dari ulasan tersebut kita pasti mengerti serta dapat menyimpulkan bahwa sahabat terbaik kita bukanlah orang yang membuat kita menjadi pribadi buruk dimata orang lain.
   Sahabat terbaik tidak akan menjerumuskan sahabatnya untuk tetap melakukan hal buruk baik dalam pandangan agama maupun pandangan orang orang disekitarnya, selain itu sahabat adalah orang yang mampu menyalurkan hal-hal positifnya pada kita. Bukan sahabat namanya, jika ia bisa membawa kita pada pribadi yang lebih buruk dari pada sebelumnya, bukan sahabat namanya, jika ia mampu bahkan bisa merusak nama baik kita, karena sahabat sejati tak kan rela jika sabahatnya menjadi buah bibir orang orang sekitarnya.
   Pada hakikatnya sahabat adalah orang yang mampu menahan dirinya dan diri kita dari akhlak yang buruk, ia pun mampu mengatakan apa yang baik dan salah pada diri kita, inilah yang menjadi perbedaan secara jelas antara teman dan sahabat, namun, tidak semua teman membawa pengaruh buruk pada diri kita.  Kita dituntut untuk menjadi pribadi yang baik untuk sahabat-sahabat kita, sebagai sahabat yang baik kita harus saling bahu membahu menjadikan kita & sahabat kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
    Sebagai seorang sahabat yang baik kita harus dapat memberi dampak positif bagi masa depan sahabat kita. Sebagaimana perkataan sayyidina Abu Bakar r.a:"Sahabatku adalah orang yang berkata benar padamu, bukan orang yang membenarkan segala perbuatanmu.", dari perkataan beliau kita dapat menyimpulkan bahwa sahabat sejati tidak akan membenarkan perbuatan salah kita, bahkan ia akan melarang kita sebelum melakukannya.
   Kesimpulannya, baik kita ataupun sahabat kita, harus saling memberi dan melakukan hal positif, baik itu berupa semangat atau pun pendapat, melarang atau mencegah untuk berbuat keburukan. Intinya baik dari diri kita atau sahabat kita harus memilih tujuan yang sama yakni menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang lebih baik dapat diperoleh dengan adanya kesadaran dari masing-masing individu atas apa hal yang baik bagi kita dan apa yang kurang baik untuk kita.
   Jika kita dan sahabat kita sudah sadar, maka kita telah berhasil menjadi lebih baik dari yang lalu. Dan secara otomatis perubahan itu dapat dirasakan oleh orang-orang sekitar kita, mereka juga akan menyadari hal positif dalam diri kita, secara otomatis orang lain tidak akan merasa dirugikan dengan kehadiran kita dan sahabat kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H