Mohon tunggu...
azzamtawakkal
azzamtawakkal Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa magang, dari universitas muhammadiyah sidoarjo, program studi ilmu komunikasi semester 7

Selanjutnya

Tutup

Seni

desa wisata berbasis budaya, sukorejo parengan tuban

4 Januari 2025   00:12 Diperbarui: 4 Januari 2025   00:12 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
desa wisata Sukorejo

Desa Sukorejo dengan gaya hidupnya yang kental akan budaya dan filosofi menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Konsep wisata budaya menjadi menarik di tengah kondisi dunia yang tengah diombang-ambingkan dengan isu SDGs (Social Development Goals) seperti masalah iklim dan pemanasan global akibat fenomena over production tanpa memikirkan posisi alam sebagai pihak yang terdampak, juga masalah dunia lainnya seperti ketahanan pangan. Dalam wacana sosial ekonomi, filsafat, dan antropologi, dunia sedang mencari pengetahuan atau kearifan lokal masyarakat (indigineous knowledge) dalam menangani permasalah-permasalahan yang menyangkut masa depan alam dan kemanusiaan tersebut. Wacana ini terus diangkat melalui konferensi-konferensi yang melibatkan para ilmuwan yang aktif mempelajari kearifan lokal sebagai suatu filosofi yang tak ternilai.

Dengan arah dunia tersebut konsep desa wisata di Desa Sukorejo akan menekankan pada nilai-nilai identitas budaya lokal melalui industri kreatif seperti pembelajaran budaya Jawa mulai dari bahasa, tradisi masyarakat, kesenian pertunjukkan, produk seni, hingga kuliner melalui Kampung Jawa Sukorejo (KJS). Konsep seperti ini telah lama dikembangkan oleh negara dan daerah lain. Di Jepang wisata budaya sangat digandrungi oleh wisatawan mancanegara. Di Indonesia sendiri konsep wisata budaya seperti ini telah efektif dilakukan di daerah seperti Solo, DI Yogyakarta, dan Bali 

Konsep Kampung Jawa Sukorejo berdiri di atas empat pilar pengetahuan lokal, yakni: Bahasa Jawa, Tata Krama Jawa, Kesenian Jawa, dan Gastronomi Jawa. Keempat pilar tersebut nantinya akan terealisasi melalui fasilitas wisata berupa Homestay, Sanggar, Museum, Rumah Belajar, Rumah UMKM, Pasar Kangen, juga Rumah Gastronomi (rumah kuliner lokal). Dengan konsep wisata ini perekonomian daerah akan digerakkan, terlebih lagi budaya juga akan terus lestari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun