Pandangan Karl Marx dalam model produksi kapitalis terjadi karena adanya pertentangan kelas, Marx beranggapan bahwa peletakan modernitas harus menitik beratkan kepada kapitalisme sebagai tujuan kunci.Â
Baginya keruntuhan feodalisme dalam sektor agraria atau produksi lokalitas-lokalitas berganti menjadi produksi yang sekala nasional maupun Internasional, bukan hanya barangnya saja yang di klasifikasikan namun tenaga kerja itu sendiri.Â
Jadinya muncul bentuk modern yang bercorak kapitalis, baik dari metode ekonominya maupun lembaga-lembaganya. Pendapat Marx kapitalisme membayangkan suatu pembagian kerja yang proses-prosesnya melalui pertukaran pasar, syarat hubungan pertukaran merupakan hal terpenting dalam sistem kapitalisme.
Pendapat Marx tersebut disangkal oleh salah satu filsuf Prancis yang bernama Emile Durkhem tokoh sosiologi Modern, Durkhem beranggapan pemahaman modernitas di tekankan kepada industrialisme sebagai penopang logika secara keseluruhan, ia menganggap bahwa perubahan kehidupan sosial disebabkan karena penguatan impuls pembagian jam dalam industri yang di hasilkan dari  proses Survaillance, Military power serta monopoli kekuasaan, olehnya tidak bisa dipisahkan Industrialisme dengan negara karena berpengaruh timbal balik keduanya.
Anthony Giddens beranggapan bahwa faktor produksi kapitalis ini disebabkan adanya Survaillance (Kekuasaan Administratif yang di lakukan melalui sumber daya otoratif).
Dalam masa modern ini produksi pabrik mendapatkan dukungan penuh oleh nation- state (Negara), negara dengan berbagai upaya secara tidak langsung memberikan legitimasi /keuntungan kepada kapitalisme dan industrialisme. Dalam konteks ini negara menjamin stabilitas yang dilakukan melalui kerangka hukum, lebih lebih sampai menyediakan aparat represif untuk membantu mengawasi/menertibkan di wilayah pabrik.
Tak disangka menurut Poulantzas. Ketika kita memahami sebuah negara bukan hanya term whait it does atau how it operates, namun bagaimana kontribusinya negara terhadap kapitalis.Â
Suatu negara pasti membutuhkan material guna untuk menjalankan kekuasaan yang di letakkan melalui proses perhitungan modal yang dijalankan kapitalis, olehnya hal itu secara tidak langsung negara membantu proses berjalannya perhitungan kapitalis. Dengan hadirnya Nation-state menunjukan bahwa kontrol terhadap ruang menjadi sumberdaya guna menghasilkan di ferensi kekuasaan.
Penulis: Muhammad Azzam Fawwaz
Sumber bacaan: Buku "melacak pemikiran Anthony Giddens tentang Nation-state dan modernitas" penulis (Nanang indra Kurniawan)