Mohon tunggu...
Azzam El Zahidin
Azzam El Zahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Darussalam Gontor

Professional blog writer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menuju Ekonomi ASEAN yang Integratif Melalui Konektivitas Sistem Pembayaran Negara-Negara ASEAN

14 Juni 2023   20:05 Diperbarui: 14 Juni 2023   20:08 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di kutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), Bank Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Bank sentral Negara Negara  yang berada di kawasan ASEAN, seperti Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). Hal tersebut di lakukan sebagai bentuk upaya mengeksplorasi potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan.

Kelima bank tersebut menggandeng Bank for International Settlements (BIS) dalam menjajaki potensi konektivitas pembayaran berbasis fast payment di kawasan melalui pelaksanaan Proyek Nexus. Kerja sama tersebut merupakan progress dari Nota Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan yang ditandatangani oleh kelima bank sentral pada 14 November 2022 silam. Proyek Nexus sendiri pada tahap awal merupakan sebuah kajian yang dilakukan oleh BIS dalam mewujudkan skema multilateral untuk menghubungkan sistem pembayaran berbasis fast payment di berbagai negara. Yang mana kajian tersebut di harapkan dapat di terapkan di kawasan ASEAN.

Pemerintah Indonesia melalui Bank Indonesia dengan Bank of Thailand (BOT) telah menyepakati implementasi kerja sama pembayaran berbasis QR Code lintas negara. Di saat bersamaan juga disepakati inisiasi kerja sama serupa antara Indonesia dan Singapura. Sementara  dengan BNM telah diluncurkannya uji coba interkoneksi pembayaran antarnegara menggunakan QR Code antara Indonesia dan Malaysia pada 27 Januari 2022.

Penerapan cross-border payment menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau Fast Payment di lima negara ASEAN telah dibahas lebih lanjut pada perhelatan Jalur Keuangan G20 di Bali atau saat 3rd Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pada 14 Juli 2022. Kebutuhan transfer maupun transaksi kilat oleh masyarakat ASEAN merupakan salah satu faktor penerapan pembayaran melalu (QRIS). Di harapkan jikalau ada  turis dari lima negara dan berkunjung kepada salah satu dari lima negara tersebut cukup scan QR untuk melakukan pembayaran, yang nanti settlement-nya akan dilakukan dalam currency masing-masing, jadi tidak perlu ada dua kurs, hal tersebut akan memudahkan masyarakat dari kelima negara yang bekerja sama tersebut untuk melakukan transaksi dan tidak ribet lgi untuk melakukan penukaran uang.

Pada awalnya kerja sama mengenai metode pembayaran yang terintegrasi tersebut kepada lima negara melalui bank sentralnya masing masing yang telah di sebutkan di atas, dan selanjutnya diharapkan akan di implementasikan di sepuluh negara ASEAN. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan ada tiga aspek yang menjadi kunci bagi negara-negara ASEAN untuk saling menghubungkan sistem pembayarannya secara digital.

Ketiga tombol tersebut yakni CGC. Huruf C di awal memiliki makna connection. menunjukan Komitmen bank sentral di ASEAN untuk menghubungkan local currency settlement (LCS) dengan pembayaran cepat, real-time gross statement, dan kode QR untuk pembayaran digital yang merupakan key point. Dalam hal QR Code di harapkan nantinya dapat di gunakan di negara-negara ASEAN, khususnya di lima negara ASEAN yang telah menandatangani nota kesepahaman.

Kata G memiliki arti Governance, yang bermakna bank sentral negara-negara ASEAN telah berjanji untuk meningkatkan kerja sama guna menjamin tata kelola yang baik dalam mengintegrasikan sistem pembayaran elektronik, termasuk juga menjaga konektivitas sistem pembayaran yang stabil di seluruh negara kawasan ASEAN, menjaga informasi pribadi, menjaga nilai mata uang, dan mengelola data aliran modal melalui transaksi digital.

Kemudian kata terakhir dalam 3 aspek tersebut yakni C yang bermakna campaigne atau kampanye, Para gubernur bank sentral negara-negara ASEAN memutuskan sepakat untuk meningkatkan upaya mereka untuk memanfaatkan transaksi lintas batas ini sehingga masyarakat dapat menggunakan mata uang masing-masing negara saat melakukan pembelian menggunakan layanan digital.

Dapat penulis simpulkan bahwasanya untuk menuju ekonomi ASEAN yang lebih integratif di perlukan kesepahaman, kerja sama hingga kekompakan masyarakat ASEAN, dalam hal ini merupakan intergrasi konektivitas pembayaran antara negara negara ASEAN, hal tersebut akan menciptakan manfaat yang beragam salah satunya mempermudah para wisatawan untuk melakukan kegiatan transaksi, disamping itu ketika sistem pembayaran ritel semakin luas dan levelnya bukan lagi bilateral melainkan multilateral, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap pembentukan mata uang digital bank sentral negara, sehingga dapat mengurangi tingginya biaya percetakan hingga transfer. Selain itu memperkuat konektivitas pembayaran digital antarnegara, sejalan dengan tujuan sentralitas ASEAN supaya kuat dan mandiri. Hal tersebut tertuang dalam 3 kesepakatan ASEAN SUMMIT 2023 Labuan Bajo.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun