Mohon tunggu...
azzamislan
azzamislan Mohon Tunggu... Seniman - Aku adalah sedih dan Senang dalam bentuk kata

Tanyakan Pada Kata. Kenapa Tuhan Ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Termakan Ruang

26 Desember 2024   10:30 Diperbarui: 26 Desember 2024   13:36 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin aku merindu, nyala lilin ini semakin  padam disambar angin.

Di sudut ruang ada meja terhempas rindu, kakinya semakin rapuh. Vas bunga di atasnya menumbuhkan kembang layu yang tak ingin dipetik.

Semakin malam ruangan itu semakin dingin dengan kata-kata kapan jumpa, kapan bertemu.

Selayaknya cahaya lampu di atas plafon mulai redup gemerlapnya.

Lemari, pintu, dan Jendela mulai termakan gelap, dan aku bersama dengan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun