Pada sore itu aku memperhatikanmu lewat cermin,
Tanpa wangsit dan harapan di hari sebelumnya, kamu melepas topengmu,
Mataku silau melihat parasmu yang kilau;
Sungguh indah ciptaan Tuhan, gumam hatiku yang tak pernah berdoa.
Seketika aku bersyukur padahal aku tak pernah ibadah.
Selepas hari itu, kagum dan rasa rindu masih sama hingga hari ini;
maka aku mulai bertaubat dan berdoa untuk kesehatanmu:
seraya menangis agar kamu tidak melupakanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!