Mohon tunggu...
Azzahrotu Shiyamu Auliyah
Azzahrotu Shiyamu Auliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Saya adalah Mahasiswi aktif UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modernisasi Konsumsi Terhadap Revolusi Industri 4.0 : Manfaat atau Malapetaka?

15 Desember 2024   11:07 Diperbarui: 15 Desember 2024   11:10 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada era modern ini, ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang setiap harinya, dan kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, masyarakat harus sesuai dengan teknologi pada saat ini, pastinya mempunyai konsekuensi yang positif(baik) dan negative(buruk). Sisi baiknya meliputi kemudahan komunikasi jarak jauh, kemampuan untuk bekerja lebih efisien dan efektif, banyaknya marketplace yang dapat digunakan sebagai tempat untuk berbisnis online, dan berbagai efek positif lainnya pada kehidupan masyarakat termasuk gaya hidupnya. Sisi buruknya termasuk ketergantungan terhadap teknologi, tidak adanya sosialisasi di antara masyarakat yang mengakibatkan individu menjadi lebih individualistis, serta sejumlah kejahatan teknologi internet yang sekarang sedang marak terjadi di media sosial.

Kamus bahasa Indonesia mendefinisikan konsumsi sebagai penggunaan barang produksi, bahan makanan, dan sejenisnya, yang pada dasarnya berarti menggunakan nilai atau keuntungan dari barang tersebut (Abadi et al., 2022). Meskipun teknologi digital membuatnya lebih mudah digunakan dan lebih efisien, masih perlu dipikirkan secara etis tentang dampak konsumsi sumber daya dan lingkungannya.

Ada dua revolusi industri. Pertama kali muncul pada abad ke-18 dengan menggunakan mesin uap untuk memproduksi tekstil. Berikutnya kedua, terjadi pada abad ke-20 dengan masuknya mesin listrik, mesin bensin, dan jalur perakitan, yang memiliki dampak besar pada manufaktur dan transportasi. Kemudian, ketika abad ke-20 berakhir, Revolusi Industri ketiga muncul. Namun, saat ini kita sedang mengalami Revolusi Industri keempat, atau Revolusi Industri 4.0, di mana otomatisasi dan teknologi digital digabungkan dengan perangkat, sistem, dan mesin untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan. Revolusi Industri 4.0 sendiri adalah kemajuan teknologi yang mengubah industri dan masyarakat secara keseluruhan. Ini termasuk berbagai teknologi, termasuk internet of things (IoT), kecerdasan buatan (AI), big data, komputasi awan, robotik, serta sebagainya, yang menggabungkan sistem otomasi yang terintregasi dan dapat diakses dari mana saja..(Kusuma & Andani, 2023)

Industri 4.0 telah mengubah kehidupan, pekerjaan, dan interaksi kita, termasuk dalam hal pola konsumsi masyarakat. Transformasi ini menawarkan peluang besar untuk menciptakan kehidupan yang lebih efisien dan nyaman, tetapi juga memunculkan kekhawatiran terkait dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Gaya hidup konsumtif masyarakat sangat dipengaruhi oleh Revolusi Industri 4.0. Dengan kemajuan teknologi dan konektivitas yang terus meningkat, orang lebih mudah mengakses produk dan layanan dengan layanan yang lebih personal dan memuaskan, yang mendorong orang untuk membeli barang yang dijual. Sekarang, platform digital menggantikan pola konsumsi tradisional yang bergantung pada interaksi fisik, seperti belanja langsung di toko atau pasar, yang menawarkan kenyamanan, efisiensi, dan kemudahan. Kemajuan yang telah dicapai dalam teknologi e-commerce merupakan ilustrasi dari apa yang sedang terjadi pada saat ini. Di era industri 4.0, toko online atau marketplace seperti TikTok, Tokopedia, Shopee, dan Lazada menjadi lebih populer. Perubahan ini memunculkan banyak manfaat, tetapi juga tantangan. Apakah modernisasi konsumsi di era Revolusi Industri 4.0 merupakan peluang yang signifikan bagi kemanusiaan, atau malah menjadi malapetaka yang perlu diwaspadai?

Manfaat atau Malapetaka Modernisasi Konsumsi Terhadap Revolusi Industri 4.0  

Konsumsi barang dan jasa adalah salah satu cara Revolusi Industri Keempat mempengaruhi masyarakat modern. Selain itu, ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi dan komunikasi dapat membantu masyarakat menjalani gaya hidup yang ditandai dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Kemajuan teknologi dapat memungkinkan masyarakat untuk menjadi konsumen barang dan jasa, seperti yang dilakukan orang yang telah menggunakan media sebelumnya, seperti toko online dan e-commerce. E-commerce memiliki potensi untuk meningkatkan keuntungan bisnis ke tingkat yang lebih tinggi daripada bisnis konvensional, sehingga semakin berkembang baik di negara maupun di tingkat global. Karena e-commerce, biaya perjalanan, waktu, dan tenaga dapat dikurangi.

Industri ritel fisik terpengaruh oleh perubahan pola konsumsi ini. Pasar tradisioal akan berkurang konsumen serta penghasilannya disebabkan sejumlah  masyarakat berpindah pada jual beli online. Akibatnya, beberapa lapak penjualan mulai beralih ke platform online untuk tetap menarik pelanggan dan menambah penghasilan mereka. Sehingga dapat memungkinkan produksi produk berkualitas tinggi pada tingkat yang lebih tinggi dan dalam waktu yang lebih singkat, serta revolusi industri 4.0 memiliki potensi untuk meningkatkan kekayaan negara. Industrialisasi juga memungkinkan peningkatan nilai dan kualitas produk di dalam pabrik dan PT. Ini akan memungkinkannya untuk memainkan peran yang signifikan dalam produk nasional bruto. Perusahaan dapat mengembangkan produk dan layanan baru dengan bantuan teknologi baru. Misalnya, banyak bisnis sekarang menggunakan analisis data untuk mengetahui preferensi konsumen dan membuat produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain meningkatkan kepuasan pelanggan, inovasi ini mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan pekerjaan baru di bidang teknologi dan inovasi.  Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh modernisasi konsumsi. Jumlah transaksi online dan efisiensi operasional yang meningkat dapat menghasilkan peningkatan pendapatan perusahaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan investasi dan menghasilkan kesempatan kerja. Bidang yang menggunakan teknologi 4.0 meningkatkan produktivitas dan pendapatan, menurut data dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Ada kemungkinan bahwa Revolusi Industri Keempat akan meningkatkan stabilitas ekonomi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan dampak pada nilai tukar rupiah. Akibatnya, orang-orang memiliki akses yang lebih besar ke informasi tersebut, mereka lebih cenderung menemukan iklan dan diskon di semua platform e-commerce yang mereka gunakan secara teratur, yang pada akhirnya dapat membuat mereka menghabiskan uang untuk barang yang tidak perlu. Selain itu, mereka akan belajar tentang tren terbaru, termasuk mode, perawatan kulit, perangkat media, kuliner, dan lain sebagainnya. Kecenderungan ini akan membuat orang menjadi lebih materialistis.

Mereka para masyarakat juga selalu fomo dan tidak pernah ketinggalan zaman, dan karena itu mereka akan menghabiskan atau memboroskan uang meskipun mereka tidak yakin apakah mereka akan membeli sesuatu yang akan memenuhi kebutuhan mereka atau tidak, bahkan bisa menyebabkan terjadinya hutang piutang. Uang akan dibelanjakan untuk barang yang tidak lagi relevan saat tren dan diganti dengan yang baru.  

Modernisasi konsumsi memiliki banyak manfaat, tetapi ada kemungkinan bahwa manfaat ini tidak tersebar secara merata di seluruh masyarakat. Usaha kecil yang tidak memiliki akses ke teknologi canggih mungkin kalah bersaing dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya untuk mengadopsinya. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan yang lebih besar antara orang kaya dan orang miskin di masyarakat. Salah satu konsekuensi negatif dari otomatisasi adalah kemungkinan penurunan jumlah lapangan kerja tradisional. Kekhawatiran bahwa pekerja yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan teknologi baru akan meningkat karena banyak pekerjaan manual digantikan oleh mesin atau sistem otomatis. Agar pekerja dapat bersaing di pasar kerja yang berubah, pemerintah harus mengambil tindakan untuk menyediakan pelatihan ulang. Selain itu, penyebaran informasi palsu (hoaks) melalui media sosial menjadi tantangan serius bagi masyarakat. Ketidakpahaman dalam menyaring informasi dapat menyebabkan dampak negatif pada opini publik dan perilaku social.

Oleh karena itu penting bagi pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat untuk bekerja sama untuk membuat kebijakan yang mendukung keberlanjutan sambil memaksimalkan keuntungan dari modernisasi konsumsi. Agar dampak negatif dari Revolusi Industri 4.0 dapat dikurangi, hal-hal seperti reskilling tenaga kerja, mendorong praktik konsumsi berkelanjutan, dan mendukung usaha kecil harus menjadi prioritas utama. Kemampuan kita untuk beradaptasi dengan perubahan sambil mempertahankan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan tanggung jawab sosial kita serta lingkungan kita adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi era baru ini. Modernisasi konsumsi di era Revolusi Industri 4.0 dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia, tetapi jika diabaikan, tantangan yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan malapetaka bagi masa depan kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun