Rabath "al Quds al Arabi" :
Pada senin malam Raja Maroko Muhamad VI menyampaikan dalam pertemuan rapat internasional bahwa negara-negara Sahel akan mendapatkan pengguanaan akses Samudra Antlantik.
Muhammad VI menyampaikan pidatonya saat peringatan Green March di salah satu chanel TV nasional yang berisi tentang progam kerja sama dengan negara- negara Sahel agar mendapatkan akses menggunakan jalur Samudra Antlantik, pada upayanya negara Maroko siap untuk memfasilitasi infastruktur anatara negara-negara tersebut dengan wilayah Maroko, yakni seperti jalan raya, pelabuhan, jalur kereta api untuk kepentingan nasional, namun upaya ini harus mendapatkan dukungan dari negara Sahel dalam menjalin komunikasi diantara internal negara Sahel agar progam ini berjalan dengan lancar.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi saat ini Sahel tidak bisa diselesaikan hanya dengan peperangan (militer), namun penyelesaian ini juga harus diselesaikan melalui perdamaian antara negara tetangga  yakni dengan menjalin kerja sama, agar semuanya ter-koordinir dengan baik  negara Sahel membuat Grup yang beranama Sahel Afrika yang meliputi negara Mautarania, Burkina Faso, Mali, Chad, dan Niger pada tahun 2014, namun di tahun 2022 Mali memisahkan diri dari organisasi tersebut.
Pada sejarahnya Organisasi Greend March dimulai pada tanngal 6 November 1975, ketika mendiang Raja Maroko Hassan II menyerukan kemerdekaan dan mengusir Spanyol dari wilayah Sahel. Kemudian peyampaian tersebut mendapatkan dukungan dari seluruh warga Maroko, sekitar 350.000 warga mengikuti pawai serta membawa Al-Qur'an dan bendera Maroko melintasi perbatasan antara Sahara dan Maroko yang sudah dibebaskan. Semenjak hari itu Green March diperingati sebagai hari Nasional di setiap tahunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H