Saat ini, terdapat banyak kasus pembunuhan dan pemerkosaan di kalangan pelajar. Data dari EMP menunjukkan, pada tahun 2024 sebanyak 20 pelajar atau mahasiswa dilaporkan menjadi pelaku pembunuhan.Â
Tingginya angka kriminalitas disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang berasal dari remaja. Krisis identitas dan kontrol diri yang lemah menjadi faktor internal. Remaja yang tidak mampu belajar dan membedakan perilaku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima cenderung terjerumus dalam perilaku yang "nakal".
 Faktor eksternal seperti keluarga dan perceraian orang tua, kurangnya komunikasi di keluarga, atau konflik antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif pada remaja. Selain itu, faktor eksternal seperti lingkungan tempat tinggal yang kurang baik dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku menyimpang yang dapat berujung pada tindakan kriminal.Â
Baru-baru ini terjadi kasus kriminalitas yang menimpa seorang pelajar SMP berinisial AA (13) di Talang Kerikil, Palembang. Korban tewas akibat diperkosa dan dibunuh oleh sekelompok remaja.
Dalam kasus ini, terdapat empat pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, hanya satu orang yang ditahan, yaitu IS (16), karena tiga pelaku lainnya, MZ (13), MS (12), dan AS (12), masih di bawah umur. Pembunuhan AA dimulai ketika korban menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional kuda lumping di Jalan Pipa Reja, Kecamatan Kemuning pada hari Minggu siang. Pada acara tersebut, AA bertemu dengan IS dan tiga pelaku lainnya.Â
Awalnya, kelimanya mendatangi kawasan Krematorium Sampurana yang terletak di kawasan Kuburan Cina. Pelaku mengajak korban untuk melakukan hubungan intim, namun korban menolak.
 Karena merasa tersinggung atas penolakan yang diterimanya, pelaku akhirnya membekap korban hingga tewas. Setelah korban tewas, para pelaku kemudian secara bergiliran merudapaksa korban. Bahkan, tidak cukup sampai disitu. Setelah kejadian, korban ditarik selama 30 menit ke lokasi penemuan jenazah AA.
 Setelah tiba di lokasi, korban dirudapaksa kembali secara bergiliran dan ditinggalkan di kawasan tersebut. Adapun, jasad AA pertama kali ditemukan pada 1 September 2024 pukul 13.00 WIB. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua RT setempat. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan adanya luka jerat di leher dan luka lebam di tubuh korban.Â
Setelah melihat kondisi tersebut, dr. Indra Nasution, seorang dokter forensik di RS Bhayangkara Moh Hasan Palembang, menyatakan bahwa korban kemungkinan besar meninggal karena kekurangan oksigen berat. Selain kekurangan oksigen karena dibekap oleh pelaku, ditemukan juga bekas luka akibat pukulan benda tumpul.
Polisi telah menemukan motif keempat pelaku dalam kasus pemerkosaan terhadap AA. IS merupakan pelaku utama dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap korban. Ia bersama tiga pelaku lainnya telah merencanakan pemerkosaan tersebut dari rumah sebelum bertemu korban.Â
IS mengakui sering menonton dan mengoleksi sejumlah film porno dan video cabul di ponselnya. Hal inilah yang memicunya untuk melecehkan dan merudapaksa korban.