Nama Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Nim : 43221010040
Nama : Azzahra Meidirahma Pramana Putri
Universitas Mercu Buana
Â
Pada saat saya mendengar terminologi 'Sedulur Papat Limo Pancer', kalimat tersebut masih sangat asing di telinga saya. Istilah ini ternyata merupakan salah satu bukti betapa ekstensifnya falfasah Jawa yang  tak kalah rasional dibandingkan oleh pengetahuan modern pada era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 saat ini. Namun, terdapat permasalahan yang cukup serius pada Epistemologi Kejawen tersebut, yakni orang orang Jawa di Nusantara kebanyakan tidak mencari makna Sedulur Papat Limo Pancer terlebih dahulu secara filsafat modernnya (epistemologis, ontologis, dan aksiologis) akan tetapi dengan mudahnya mereka tenggelam dalam doktrin bid'ah, kesyirikan serta pengafiran nilai-nilai tradisi dan budaya kearifan lokal di Indonesia tersebut.
Jika diteliti, Jawa itu tidak sekedar memiliki mutu yang berkualitas tinggi, namun sangat faktual dalam segi keilmuan. Dalam lisanul jawi (lisannya orang Jawa), secara pengertian menurut kamus, dapat diartikan ke dalam beberapa poin. Pertama, ada kidung tentang Sedulur (saudara) kita yang merawat dengan sangat hati-hati, memelihara berdasarkan kewenangannya. Apa yang diciptakan terjadi. Ketuban itu akan menjaga badan saya, menyampaikan keinginan dengan kewenangannya. Ari-ari tersebut menyelimuti perilaku berdasarkan perintahnya. Darah di siang serta malam membantu Tuhan Yang Maha Kuasa mewujudkan keinginan-Nya. Pusar kekuasaan tersebut memberi perhatian dengan sangat sungguh sungguh untuk saya dengan memenuhi kehendak saya. Maka, lengkaplah empat persaudaraan ini. Kelima dari persaudaraan itu menjadi satu sebagai pusat yang mana perwujudannya adalah diri saya saat ini. (GhombunShmily, 2022)
Sedulur papat pada golongan orang orang jawa dikenal sebagai sosok pelindung manusia sejak diri manusia masih dalam kandungan seorang ibu. Lalu lain hal yang disebut sedulur papat yakni kakang kawah (cairan amnion atau yang sering disebut air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih (darah), dan puser (tali pusar). Sedangkan kalimo pancer adalah diri kita sendiri yang menjadi pusat kepemilikan penjagaan sedulur papat tersebut.
Ketika kita keluar dari kandungan ibu, maka sedulur papat akan berubah menjadi energi yang menurut orang jawa dapat melindungi manusia - manusia yang lahir. Sedulur papat juga sudah ada sejak dalam al-Qur'an, namun yang dimaksud dalam al-Qur'an, sedulur papat berupa malaikat yang menjaga keselamatan manusia. Hal ini tertulis dalam kitab suci al-Qur'an pada QS:Ar-Ra'd ayat 11 yang memiliki arti "Bagi manusia, ada malaikat yang menjaga secara bergantian, di hadapannya dan di belakangnya, yang sama-sama menjaga karena melaksanakan perintah Allah" Sudah terlihat jelas bahwa Epistemologi kejawen "Sedulur Papat Limo Pancer" bukan sebuah mitos belaka, karena di dalam kitab Al-Quran sudah tertulis terlebih dahulu.
Penjelasan dari masing - masing bagian Sedulur Papat Limo Pancer dari sudut pandang kejawen :
- Kakang Kawah (Cairan amnion atau yang sering disebut air ketuban)
Kakang kawah didefinisikan sebagai air ketuban yang membantu manusia lahir ke alam semesta ini. Seperti yang sudah diketahui, sebelum bayi lahir kedunia, air ketuban lah yang keluar terlebih dahulu untuk memberi jalan lahirnya manusia ke alam semesta. Karena air ketuban keluar terlebih dahulu, maka orang -- orang yang menganut kejawen menyebutnya sebagai kakang kawah atau jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah saudara yang lebih tua.
- Adhi Ari Ari (Plasenta atau yang sering disebut Adik Ari -- ari)