Di Surabaya ternyata ada sebuah kampung wisata yang belum banyak disorot orang yaitu Kampung Peneleh, dimana sih letaknya Kampung Peneleh?? Kampung Peneleh sendiri terletak di Jl.Lawang Seketeng Gg.1, Peneleh, Kec.Genteng, Surabaya. Kampung Peneleh menyimpan banyak sejarah dan peninggalan era kolonial, bahkan peninggalan era Majapahit. Ada apa aja sih di Kampung Peneleh?? Mari kita bahas satu persatu.
- Sumur JobongÂ
Sumur Jobong merupakan saluran air yang ditemukan saat pembangunan gorong-gorong untuk mengatasi banjir di Kampung Heritage Lawang Seketeng. Sumur ini memiliki ciri-ciri yang mirip dengan sumur-sumur dari era Kerajaan Majapahit, menjadikannya salah satu peninggalan bersejarah yang unik. Keunikan lain dari sumur ini adalah airnya yang tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau. Selain itu, masyarakat setempat mempercayai sejumlah mitos tentang sumur ini. Air dari Sumur Jobong diyakini memiliki khasiat sebagai obat, penangkal bala, serta dapat memberikan umur panjang dan awet muda bagi siapa saja yang meminumnya.
- Rumah Kelahiran Bung Karno
Banyak orang mengira bahwa Bung Karno lahir di Kota Blitar. Namun, pada pidatonya di Universitas Padjajaran beliau mengatakan "Saya dilahirkan di Surabaya, jadi saya arek Surabaya". Bung Karno lahir dari pasangan Bapak Soekeni Sosrodiharjo dan Ibu Ida Nyoman Rai. Keluarga ini awalnya menetap di Kampung Peneleh karena tugas sang ayah yang diutus untuk mengajar di sebuah sekolah dasar di Surabaya. Mereka memilih kawasan ini sebagai tempat tinggal karena lokasinya yang strategis yang mana dekat dengan pelabuhan. Selain itu, mayoritas penduduk Kampung Peneleh berasal dari Bali, yang juga merupakan tanah kelahiran Ibu Ida Nyoman Rai. Keputusan tersebut menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah kehidupan Bung Karno, yang kelak menjadi Presiden pertama Republik Indonesia.
- Museum H.O.S Tjokroaminoto
Museum H.O.S Tjokroaminoto merupakan kediaman beliau di Kampung Peneleh. Awalnya beliau tinggal di daerah Pelampitan, namun kemudian pindah ke Peneleh untuk menjauhi hiruk-pikuk kehidupan kota dan fokus pada pekerjaan serta mendalami karya kepenulisannya. Rumah ini tidak hanya menjadi tempat tinggal H.O.S Tjokroaminoto, tetapi juga menjadi rumah kos bagi beberapa tokoh penting nasional. Salah satunya adalah Bung Karno, yang tengah menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas pada waktu itu. Selain menjadi tempat tinggal, kediaman ini juga menjadi saksi bisu berbagai pertemuan dan diskusi penting mengenai perjuangan kemerdekaan. Keberadaan kediaman ini memberikan gambaran tentang kontribusi H.O.S Tjokroaminoto dalam membentuk pemikiran para pemimpin bangsa.
- Langgar Dhuwur Kayu
Langgar Dhuwur Kayu merupakan langgar tertua di Kampung Peneleh yang memiliki arsitektur akulturasi Hindu-Buddha. Langgar ini dibangun pada tahun 1983 dan diresmikan pada tahun 2018 oleh Ibu Risma sebagai cagar budaya. Keunikan arsitektur yang ada pada Langgar Dhuwur Kayu mencerminkan perpaduan antara dua budaya besar tersebut, yang menjadi bagian penting dalam sejarah budaya di Surabaya. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, langgar ini juga menjadi simbol keberagaman dan toleransi antar umat beragama. Penetapan Langgar Dhuwur Kayu sebagai cagar budaya diharapkan dapat melestarikan warisan sejarah dan budaya di kawasan tersebut.
- Masjid Jami'
Masjid Jami' merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Sunan Ampel, yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di Surabaya. Kedatangan Sunan Ampel ke Peneleh dipicu oleh berita bahwa di kampung tersebut, meskipun masyarakatnya menganut agama Islam, mereka belum mengimplementasikan ajaran agama Islam dengan baik. Melihat kondisi tersebut, Sunan Ampel merasa perlu untuk mengajarkan dan memperbaiki pemahaman agama Islam yang ada di kalangan masyarakat Peneleh. Masjid Jami' menjadi pusat dakwah yang penting, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkenalkan ajaran Islam yang lebih mendalam. Pembangunan masjid ini mencerminkan upaya Sunan Ampel dalam memperkuat dan mengembangkan ajaran Islam di wilayah tersebut.
- Makam EropaÂ
Makam Eropa Peneleh atau bisa disebut juga Makam Belanda Peneleh merupakan kompleks pemakaman bersejarah di Surabaya yang didirikan pada tahun 1814. Pemakaman ini menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi para pejabat kolonial Belanda, pendeta, serta tokoh-tokoh penting pada era Hindia Belanda. Terletak di kawasan Peneleh, Makam Eropa menjadi saksi bisu sejarah kolonial yang pernah berlangsung di Surabaya. Selain sebagai tempat bersejarah, makam ini juga mencerminkan keberagaman sosial dan budaya pada masa lalu. Saat ini, Makam Eropa Peneleh telah ditetapkan sebagai cagar budaya dan menjadi destinasi tempat wisata yang menarik bagi mereka yang ingin mendalami sejarah dan menikmati keindahan arsitekturnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H