Mohon tunggu...
Azzahra KiranaRachmadyanti
Azzahra KiranaRachmadyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

movie review

Selanjutnya

Tutup

Film

Kisah Inspiratif di Balik Mona Lisa Smile: Review Film

15 September 2024   12:56 Diperbarui: 15 September 2024   13:02 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Mona Lisa Smile merupakan film drama dari Amerika Serikat yang rilis pada tahun 2003 dan diproduksi oleh Revolution Studios dan Columbia Pictures. Film ini berlatarbelakang tahun 1953 dengan kisah perjuangan perempuan untuk melawan pergeseran budaya politik paska Perang Dunia II dimana pada saat itu peran gender masih sangat kental. Katherine Watson, seorang wanita lulusan University of California Los Angeles (UCLA), mendapat kesempatan untuk mengajar sebagai dosen seni di Wellesley College, sebuah kampus khusus wanita. Saat Katherine mulai mengajar para mahasiswinya, ia dikejutkan dengan banyak hal. Mulai dari pola belajar kampus yang hanya mengikuti silabus, hingga para mahasiswi yang diajarkan mempersiapkan diri untuk menikah setelah mereka lulus kuliah. Katherine dihadapkan dengan dua pilihan yaitu mengikuti tradisi pola pikir dan metode belajar kampus atau tetap teguh dengan pola pikirnya yang modern dan berhenti mengajar. Menurut Katherine,rir seorang wanita tetap bisa melajutkan pendidikan maupun kariernya walaupun telah menikah dan berkeluarga. Namun, gagasan ini ditentang oleh banyak pihak khususnya pihak kampus.

Menurut saya kelebihan dari film Mona Lisa Smile ini adalah film ini merupakan salah satu film yang sangat inspiratif terutama di kalangan perempuan muda. Gambaran perjuangan di film ini sangat kuat dan film ini sangat menonjol diantara minimnya film feminis di masa itu. Pada film ini, dedikasi Katherine Watson adalah hal yang tidak banyak dimiliki orang lain di sana. Katherine, sebagai seorang dosen perempuan menjadi kekuatan utama dalam film Mona Lisa Smile, menularkan keteguhan dan pola pikirnya yang modern kepada para mahasiswinya. Selain itu, film ini juga cukup realistis dalam menggambarkan kehidupan perempuan pada masa itu. Meskipun perempuan muda di Wellesley College mendapatkan akses pendidikan yang cukup tinggi, namun pada kenyataannya mereka belum mendapat posisi yang setara. Di film ini, Katherine telah menjadi simbol perjuangan kesetaraan di tengah patriarki yang mendominasi pada masanya. Dia dengan berani melampaui batasan tradisional yang mengekang perempuan. Di samping itu, Katherine Watson juga memberikan pelajaran penting bahwa wanita bisa melanjutkan karier maupun pendidikan, meskipun sudah menikah dan memiliki keluarga. Peran perempuan tidak harus terbatas pada rumah tangga, melainkan kita juga memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri secara profesional dan intelektual. Di era modern, nilai-nilai yang diperjuangkan Katherine telah terwujud, dimana semakin banyak wanita yang berhasil menyeimbangkan kehidupan berkeluarga dengan karier atau pendidikan.

Di balik pesan kuat yang disampaikan, film ini juga tidak lepas dari beberapa kekurangan. Film ini memiliki alur cerita yang bagus, namun terkesan seperti terburu - buru dalam menyelesaikan konflik, membuat beberapa resolusi terasa kurang memuaskan. Selain itu, film ini juga sempat dikritik oleh banyak sumber yang mengatakan adanya ketidakakuratan situasi yang terjadi di Wellesley College pada masa itu. Film ini terlalu fokus pada sudut pandang karakter Katherine, sehingga tidak memberi ruang yang cukup untuk pengembangan karakter pendukung lainnya. Selanjutnya, penggambaran karakter-karakter di film Mona Lisa Smile cenderung klise atau seperti sering digunakan, sehingga terlihat biasa, membosankan, dan tidak orisinal, membuat beberapa siswi dalam film terlihat kurang berkembang dan beragam.

Dengan kelebihan dan kekurangannya, menurut saya film ini adalah film yang sangat bagus dan bermanfaat. Pesan yang disampaikan sangat menggambarkan situasi perempuan di masa itu, dimana perempuan mengalami kesulitan dalam hal kesetaraan dan jarang ditemukan perempuan yang melanjutkan karier maupun pendidikan meskipun sudah menikah. Kabar baiknya di era modern ini, sudah banyak kita melihat perempuan yang berhasil mengimbangi antara karier atau pendidikan dengan menikah dan berkeluarga. Mona Lisa Smile menyampaikan pesan yang kuat tentang pemberdayaan perempuan dan pentingnya kebebasan dalam memilih jalan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun