Mohon tunggu...
Azzahra Fadhilah
Azzahra Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

tugas amerta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kearifan Lokal Tumbang Digempur Era Modernisasi

22 Agustus 2024   00:18 Diperbarui: 22 Agustus 2024   01:12 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

EKSISTENSI PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI TENGAH ARUS MODERNISASI DI SEKTOR PENDIDIKAN

Oleh: Azzahra Fadhilah Ramadhani

            Seperti yang kita ketahui. Bahwa di zaman yang telah berkembang pesat seperti sekarang, hidup kita begitu dikelilingi oleh berbagai macam kemudahan di bidang teknologi. Berbagi hal yang dahulu terbatas kini dapat diakses dari mana saja dan sedalam mana saja. Modernisasi ini pun tentunya juga merambat ke berbagai aspek kehidupan. Salah satunya, bidang Pendidikan. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia begitu bergantung pada Pendidikan anak-anak bangsa serta berharap Pendidikan ini nantinya akan membawa nama bangsa Indonesia kearah globalisasi yang sempurna sehingga dapat mewujudkan harapan bangsa untuk menjadi Indonesia Emas di tahun yang akan mendatang.

            Modernisasi yang kita alami di bidang Pendidikan saat ini, tentunya membawa banyak sekali dampak -- dampak positif, seperti akses yang luas dalam menjelajahi ilmu dan melalui teknologi yang pesat nan berkembang. Dan sayangnya, tidak sedikit perkataan yang menyuarakan bahwa modernisasi dan kearifan lokal tidak bisa berjalan beriringan. 

Kearifan lokal seringklai dianggap menghambat proses pendidkan yang sudah dibopong oleh era modernisasi serta berkiblat pada kemajuan era modern dan kancah internasional. Tetapi sebenarnya, jika kita mencari solusi  maka pendampingan modernisasi bersama kearifan lokal bisa terwujud. Karena tentu tidka mungkin kita ingin generasi yang akna dating hanya bisa menyaksikan cara Bertani dan membajak sawah hanya dari layar televisi belaka, menyaksikan cara pembuatan batik hanya dari creita -- cerita nenek moyang, serta mendengar cerita rakyat sebagai desas desus belaka.

            Pentingnya kita untuk tetap mempertahankan kearifan lokal meskipun digempur oleh era modernisasi adalah agar generasi penerus bangsa tidak akan melupakan darimana merak berasal, tinggal, dan dibesarkan. Dan agar menjadikan karifan lokal sebagai jembatan ilmu untuk terus memunculkan inovasi-inovasi kreatif unutk Indonesia mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun