Mohon tunggu...
Azzahra Rahmi Nurfadhila
Azzahra Rahmi Nurfadhila Mohon Tunggu... Lainnya - :)

:)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peringatan Letusan Gunung Merapi dan Cara Menghadapinya

16 November 2020   15:20 Diperbarui: 16 November 2020   15:43 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia kembali dikabarkan adanya berita buruk dari aktivitas erupsi Gunung Merapi yang terjadi di kawasan Magelang, Jawa Tengah. Diberitakan pada bulan November tahun 2020, Gunung Merapi sedang mengalami erupsi yang lumayan hebat. Letusan Gunung Merapi yang terjadi saat ini adalah gunung berapi yang bersidat erupsi efusif. 

Erupsi efusif menyebabkan tidak adanya dentuman atau ledakan besar yang terjadi pada Gunung Merapi. Hal itu menyebabkan banyak warga yang ketakutan dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), diprediksi adanya banjir lahar yang terjadi di tengah ancaman erupsi Gunung Merapi. Pada awal bulan November ini, Indonesia masuk kedalam peristiwa la nina dimana musim hujan lebih banyak dibandingkan musim panas. Hal ini tentu sangat memengaruhi dari adanya banjir lahar.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) bersama-sama saling memantau pada daerah sungai-sungai di Yogyakarta untuk melihat bagaimana perkembangannya. Status dan kondisi yang terjadi pada Gunung Merapi tercatat kenaikan aktivitasnya pada tanggal 5 November 2020. Kondisi ini tergolong cukup tinggi dan harus tetap terpantau. Pada tanggal 5 November 2020 sejak pukul 12.00 WIB, BPPTKG menetapkan kenaikan status Gunung Merapi dari tinggal waspada ke siaga atau disebut juga dengan naik ke level III.

Diduga aktivitas Gunung Merapi yang terjadi saat ini lebih besar letusannya dari pada yang terjadi pada tahun 2006. Jika letusan tersebut terjadi dalam waktu dekat ini maka letusan yang terjadi tidak akan sebesar erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun 2010. Tetapi apabila letusan benar-benar terjadi dalam waktu dekat, batas maksimum letusan itu akan sama seperti letusan pada tahun 2006. Di mana akan ada guguran kubah lava yang akan diikuti dengan awan panas guguran. Diperkirakan volume magma yang terdapat pada Gunung Merapi saat ini sudah melebihi kondisi volume pada tahun 2006.

Pada saat ditetapkannya status Gunung Merapi ke level III, para warga khususnya lansia, ibu hamil, anak-anak, dan penyandang disabilitas diutamakan untuk melakukan proses evakuasi menjauhi titik Gunung Merapi. Namun, dikarenakan aktivitas Gunung Merapi ini terjadi pada saat pandemi Covid-19, pemerintah tetap menetapkan adanya jaga jarak antar warga agar meminimalisir terjadi penularan virus Covid-19 ini. Protokol kesehatan tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya. Zona bahaya sudah ditetapkan hingga radius 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. 

Pada tanggal 11 November 2020, tercatat sudah sebanyak 1294 warga dalam kategori prioritas yang telah dievakuasikan atau diungsikan. Bidang penyelamatan dan evakuasi bersama Basarnas mencatat sudah terdapat 808 pengungsi dari Kabupaten Magelang. Semua pengungsi tersebut akan dialihkan ke desa penyangga. Selain warga yang diungsikan, hewan-hewan ternak juga turut diikutsertakan. 

Fasilitas tempat mengungsi tersebut juga telah dipersiapkan dan terdapat puluhan CCTV dipasang di beberapa titik di desa terdekat, dan bisa juga dilihat secara online pada youtube channel "BPPTKG CHANNEL". Daerah yang diperkirakan rentan dengan bahaya letusan Gunung Merapi yaitu Kabupaten Sleman di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah. Evakuasi warga saat ini sudah dicicil agar segera menuju tempat yang aman.

Adapun cara menghadapi bencana seperti letusan Gunung Merapi. Terdapat hal-hal wajib yang harus selalu disiapkan terutama untuk warga yang tinggal di tempat yang rawan terjadinya letusan gunung berapi. Warga perlu untuk selalu menyediakan masker, kacamata pelindung, lampu senter, obat-obatan, dan uang tunai. Barang-barang tersebut perlu untuk selalu dibawa karena itu merupakan barang yang penting. 

Ketika gunung berapi mulai memiliki tanda akan erupsi, hal-hal yang harus dilakukan adalah tidak berada di lokasi dekat gunung berapi. Tidak berada di daerah aliran sungai karena itu merupakan salah satu jalurnya larva. Selalu gunakan masker dan baju lengan panjang, celana panjang, dan topi untuk menghindari adanya partikel-partikel panas yang berjatuhan mengenai tubuh. 

Jika sudah dinyatakan gunung berapi dalam tahap waspada atau siaga, segera cari jalur evakuasi dan cari tempat berlindung yang aman dan usahakan jauh dari lokasi gunung berapi. Apabila memiliki gangguan asma atau penyakit pernafasan lainnya, bawa terus obat-obatan yang dibutuhkan. Namun, apabila penyakit semakin parah dan tidak dapat ditahan, segera hubungi dokter. Gunakan lah kacamata yang ketat agar debu vulkanik tidak mengenai mata.

Dihimbau untuk warga yang bertempat tinggal di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya untuk tetap waspada dengan erupsi Gunung Merapi. Tetap menjaga diri dan pergi ke tempat yang aman agar terhindar dari abu vulkanik yang disebabkan oleh erupsi Gunung Merapi tersebut. Tetap juga melaksanakan protocol kesehatan, mengingat saat ini masih adanya pandemi Covid-19. Selalu berjaga jarak jika sedang berada ditempat keramaian atau sedang berada di tempat pengungsian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun