Belajar tidak harus selalu di bangku sekolah. Banyak soft skill yang akan kita dapat apabila kita berani mencoba untuk keluar dari zona nyaman kita. Salah satunya adalah mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat dalam negeri.
Saya Azzahra Fadhlila Aulia Nisa mahasiswa Kedokteran UNS 2019 yang mengikuti pengabdian masyarakat Sahabat Satu Nusa II di Desa Timbanuh, Lombok Timur 13-21 Agustus 2022 yang diselenggarakan oleh Youth As The Cadre #5, suatu lembaga NGO yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat pada daerah-daerah di Indonesia.
Desa Timbanuh adalah desa yang terletak di Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur yang terdiri dari 4 dusun (Dusun Timba Nuh, Dusun Antara, Dusun Semporonan, dan Dusun Kayu Jati).Â
Permasalahan yang dihadapi oleh Desa Timbanuh ada dalam beberapa bidang seperti kesehatan, pendidikan, lingkungan dan parekraf (pariwisata dan ekonomi kreatif ). Kami di sini berusaha semaksimal mungkin dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah yang ada.
Pada bidang kesehatan, Saya sebagai Koordinator Kesehatan bersama teman-teman yang lain membuat beberapa program kerja menyesuaikan statusquo yang ada.Â
Masyarakat di sini terutama anak-anak menderita scabies karena masih banyak yang kurang sadar terkait kebersihan rumah khususnya tempat tidur dan juga jauhnya fasilitas kesehatan yang bisa diakses sekitar 30-45 menit perjalanan dari desa tempat tinggal mereka.Â
Selain itu, masyarakat lansia juga banyak yang mempunyai riwayat hipertensi dan sesak napas; hal ini disinyalir karena gaya hidup yang kurang diperhatikan (seringnya minum kopi dan gorengan) dan juga kondisi geografis tempat tinggal yang cenderung dingin.Â
Problematik lain terkait kesehatan juga di sini masih maraknya pernikahan dini (terjadi pada umur 13 th) yang tentunya akan berdampak pada kesehatan mental maupun fisik anak yang bersangkutan.Â
Terkait permasalahan-permasalahan ini kami melakukan beberapa edukasi terkait penyakit-penyakitnya serta mengadakan pengobatan gratis dan mendata dari rumah ke rumah (berhasil mendapatkan data sekitar 120 KK) Â mengenai permasalahan kesehatan untuk dapat dijadikan bahan advokasi ke pihak desa.Â
Tentu saja pendataan tersebut tidak luput dari kendala susahnya komunikasi karena mayoritas warga disini kurang lancar berbahasa Indonesia, lebih fasih berbahasa Sasak.Â
Selain hal-hal tersebut kami juga mengadakan program menunjang kebugaran masyarakat dengan senam bersama pada 17 Agustus 2022 selama kurang lebih 60 menit bekerja sama dengan pemuda-pemudi setempat.Â