Mengikuti tatanan hidup yang berubah sangat cepat terutama dikarenakan pengaruh Covid-19. Lembaga pendidikannya juga berusaha dengan sangat keras demi meningkatkan kualitas Pendidikan yang sesuai dengan kondisi yang berubah-ubah ini. Yang diwujudkan dalam pemberlakuan merdeka belajar untuk meningkatkan lagi kualitas Sumber daya manusia di Indonesia dengan lebih memberi kebebasan pada siswa/mahasiswa untuk lebih kreatif lewat aktivitas pembelajaran yang telah dibentuk. Bahkan gurupun lebih fleksibel untuk melakukan pembelajaran yang berbeda-beda tergantung dengan kemampuan peserta didiknya.
Kurikulum merdeka ini tentunya juga memeiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
- Proses pembelajarannya menjadi lebih simpel akan tetapi tetap bermakna karena pada kurikulum merdeka ini, kurikulumnya lebih fokus pada materi-materi esensial serta mengembangkan potensi peserta didik di fasenya masing-masing.
- Peserta didik dapat lebih kreatif dan leluasa dalam belajar sesuai dengan minat dan bakat masing-masing, karena peserta didik dari SMA dan Perguruan Tinggi boleh memilih mata kuliah/mata pelajaran sesuai yang mereka mau.
- Proses pembelajaran pada kurikulum merdeka ini lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan saat ini, karena menggunakan proyek (Project Based Learning), sehingga nantinya apabila peserta didik telah berkecimpung di dunia kerja akan lebih terbiasa dalam menghadapi masalah-masalah yang sebenarnya.
Akan tetapi, berdasarkan opini saya, ada beberapa masalah dalam penerapan kurikulum merdeka belajar ini dalam dunia Pendidikan, hal-hal tersebut diantaranya:
- Dalam penerapan kurikulum yang membuat guru dan peserta didiknya harus berinisiatif tinggi seperti ini, dibutuhkan kualitas dan produktivitas yang sangat baik. Akan tetapi yang berdasarkan fenomena-fenomena yang kita lihat dewasa ini, apalagi setelah masa covid-19 makin banyak peserta didik dan guru yang kualitasnya memburuk karena telah mengalami pembelajaran daring yang cukup lama. Maka dari itu agar kurikulum ini dapat berjalan dengan baik, SDM harus ditingkatkan.
- Butuh penyesuaian yang lama bagi guru dan peserta didik, karena kurikulum merdeka belajar ini jauh berbeda dibanding kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini benar-benar memberikan kebebasan dalam memilih, dimana biasanya para peserta didik hanya memiliki sedikit pilihan, untuk SMA misalnya IPA dan IPS. Akan tetapi sekarang kebijakan yang diberlakukan oleh kurikulum merdeka adalah siswa boleh memilih mata pelajarannya, hal itu akan membuat siswa bingung, apalagi yang Angkatan pertama mendapatkannya. Ada juga metode proyek yang diterapkan, hal itu juga akan menjadi penyesuaian yang cukup lama karena butuh usaha dan analisis yang lebih. Padahal biasanya para siswa hanya diberi materi pelajaran dan proyek-proyek dasar yang sederhana.
- Pembelajaran yang amat sangat mandiri yang diberlakukan oleh kurikulum merdeka belajar menurut saya masih belum mampu diterima oleh banyak pihak. Karena bahkan pada kegiatan pembelajaran yang di kurikulum sebelumnya saja masih banyak peserta didik yang susah paham, apalagi dengan menciptakan kemandirian belajar. Menurut saya peran guru masih lebih banyak dibutuhkan lagi dalam kegiatan belajar mengajar di Indonesia saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H