Tahap demi tahap perubahan dunia semakin mengglobalisasi saja. Kehidupan yang telah kita jalani sekarang telah berubah dari zaman ke zaman. Dan perubahan itu membuat kehidupan kita menjadi semakin menyedihkan. Bahkan orang-orang semakin merajalela dengan dunia canggih. Coba kita membandingkan antara dunia zaman dulu dengan dunia zaman sekarang memang sangat berbeda jauh bukan? Kecanggihan teknologi dan sebagainya membawa perubahan positif maupun negatif.
Dewasa ini, semakin banyak saja para penemu-penemu dunia yang memaparkan penemuannya yang baru. Kecanggihan teknologi yang mereka temukan semakin memudahkan para manusia-manusia untuk menjalani hidupnya. Contohnya seperti Terrafugia Transition yang diciptakan oleh Terrafugia dan sengaja diproduksi oleh negara Amerika Serikat untuk menghindari macet yang terjadi setiap saat. Transition adalah sejenis alat transfortasi yang dipadu antara mobil dan pesawat sehingga disebutlah mobil terbang seperti dalam fim-film dan kartun. Mobil ini akan di pasarkan dalam tahun 2012 dengan harga jual USD194.000 (Rp. 1,8 Milyar).
Contoh lain seperti Virtual Goggles, kacamata yang dirancang oleh Franz Steiner beserta headphone dan mikrofon tanpa kabel. Fungsinya sebagai output video juga sebagai gaming console. Selain itu penemuan iTV Goggles IT6920 sebagai pengganti layar televisi dan monitor, kapsul penyelamat anti tsunami, LG Mouse Scanner sebuah perangkat baru yang menggabungkan antara fungsi navigasi komputer (mouse) dan alat pemindai (scanner), baterai bahan bakar udara untuk mobil listrik, KeyGrabber Nano Wifi adalah sebuah keylogger kecil dan mempunyai wifi built-in, dan sebagainya.
Namun bukan hanya kecanggihan pada bidang teknologi elektronik saja yang terus berkembang pesat, tapi dalam bidang pangan pun demikian. Contohnya fast food atau makanan cepat saji.
Fast food ini adalah sebuah makanan yang dikemas secara praktis, sederhana, dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit serta mudah disajikannya. Fast food sangat banyak digemari sehingga sangat mudah didapatkan, baik di toko, minimarket, supermarket, mall, maupun restaurant. Fast food ini telah beredar di Indonesia mencapai 500-600 jenis (Media Indonesia, 2003). Namun jika dibandingkan dengan Amerika mungkin sangat banyak jenis-jenis makanan fast food, bahkan 300.000 restaurant fast food yang terdapat di Amerika. Hmmm… bisa dikatakan bahwa negara Amerika no. 1 yang terkaya akan makanan fast food.
Fast food ini dikemas secara praktis dan sederhana agar orang-orang tidak merasa repot dengan urusan memasak serta tidak membuang-buang waktu. Apalagi makanan ini cocok untuk orang-orang yang sibuk dengan kerja dan tidak memiliki waktu yang banyak untuk beristirahat. Ini biasanya terjadi pada ibu-ibu yang tidak sempat memasak untuk keluarganya dikarenakan ia sibuk dengan arisan maupun urusan perkantoran, sehingga sang suami maupun anak-anaknya terpaksa memakan makanan cepat saji. Namun mereka para pencinta makanan cepat saji, tahukah mereka apa saja kandungan yang terdapat dalam makanan cepat saji, dan coba kalian bayangkan sejauh manakah efek yang ditimbulkannya bagi tubuh. Serta bagaimana tindakan kita terutama para ibu-ibu dalam memilih makanan yang baik, aman, dan cukup gizi untuk keluarga?
Amerika pertama kali memperkenalkan produk buatan mereka makanan cepat saji pada seluruh dunia melalui dua bersaudara yang menciptakan restaurant McDonald di San Bernardino California, Richard dan Maurine McDonald pada tahun 1940. Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah produk yang baru dan mudah dalam menyajikan makanan. Ini merupakan suatu daya ketertarikan kita akan makanan cepat saji atau fast food. Fast food ini mempermudah kita dalam makan dan tidak merasa repot dalam menyajikannya. Tapi, disamping kelebihan ada kekurangannya, layaknya seperti manusia. Fast food ini terdapat zat aditif yang berbahaya bagi tubuh kita, ia mempunyai efek samping. Ini diakibatkan karena kecanggihan teknologi sehingga diciptakanlah zat aditif atau zat-zat kimia lain yang berbahaya. Namun bukan hanya di fast food saja zat aditif itu dibubuhkan tetapi dalam makanan ringan atau snack pun demikian. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif dalam kandungan cukup tinggi (Republika, 2003). Jika terus di konsumsi maka akan berbahaya bagi kesehatan tubuh serta akan timbul berbagai penyakit.
Tahukah kamu apa itu zat aditif? Zat aditif adalah zat kimia yang di campurkan ke dalam makanan untuk menambahkan rasa, warna, dan kesegaran produk. Contohnya mie, dalam blog Anne Ahira di jelaskan bahwa mie dibuat dari campuran tepung, minyak sayur, garam, dan beberapa bahan aditif seperti natrium polifosfat (berfungsi sebagai pengemulsi/penstabil), natrium karbonat dan kalium karbonat (yang berfungsi sebagai pengatur asam). Selain itu, mie juga ditambahkan zat pewarna kuning (tartrazine). Selain mie itu sendiri, ada pula bumbu mie yang banyak mengandung garam, cabe, dan bumbu-bumbu lain. Bumbu mie instan juga tak lepas dari zat aditif makanan seperti MSG (monosodium glutamat) yang berfungsi sebagai penguat rasa. Dikatakan MSG adalah pemicu kanker. Mengerikan bukan???
Lalu tahukah kamu, lilin yang sering kita gunakan saat mati lampu sebagai penerang juga di gunakan dalam mie tersebut. Sehingga mie tersebut tidak akan lengkat satu sama lain. Bukan hanya di mie saja, tetapi di buah-buahan juga seperti apel. Gunanya untuk membuat kulit apel itu licin dan tampak terlihat masih segar. Padahal itu cukup berbahaya bagi tubuh kita. Banyangkan saja tubuh kita tidak bisa mencernanya dengan mudah, butuh 2 hari lilin itu bisa di cerna. Dampaknya sehingga terjadi penurunan transmisi sinyal dalam otak lalu kerusakan sel otak akan memicu penyakit-penyakit seperti stroke atau kelumpuhan. Sekarang bisa kamu bayangkan betapa bahayanya zat aditif itu jika masuk ke dalam tubuh kita. Tetapi itu baru mie (makanan cepat saji) saja yang mengandung beberapa zat aditif tetapi sudah begitu berbahaya bagi tubuh kita, bayangkan saja jika sering kita konsumsi makanan cepat saji berapa banyak yang akan masuk ke dalam tubuh ini? Belum lagi agen emulsi, agen penstabil dan pemekat, agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, agen peningkatan nutrisi, agen pengawet, agen antioksidan, agen penyedap rasa, agen pengembang untuk roti dan bolu, serta agen pewarna, ini menurut Majeed (1996) zat aditif yang digunakan dalam makanan.
Cukup menyedihkan sekali,,, apalagi ketika melihat berita di Reportase Sore. Sangat banyak para pelaku kejahatan yang mereka lakukan pada berbagai macam makanan. Bermacam-macam zat aditif seperti borak, formalin, monosodium glutamat, disodium inosinat, disodium guanilat, belerang dioksida, zat besi, antioksidan, dan sebagainya di bubuhkan dalam makanan. Dan kemudian di jual pada anak-anak sekolahan. Mereka dengan wajah polos yang tidak mengerti makanan itu mengandung zat aditif membelinya, kemudian dengan cepat penyakit itu mulai muncul serta bersarang di dalam tubuh mereka. Berapa banyak sudah korban yang meninggal akibat makanan cepat saji. Memang saat kita memakannya tidak ada apa-apa namun efek itu akan muncul setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Jika berbicara masalah zat-zat kimia, tentu saja tidak akan lepas dari kehidupan kita. Tapi yang perlu kita sadari, menghindari lebih baik dari pada mengobati. Bahkan, bukan hanya pada makanan saja zat-zat kimia di bubuhkan, tetapi pada kemasan makanan pun demikian. Berbagai macam makanan cepat saji menggunakan pembungkus atau kemasan agar terlihat menarik dan banyak diminati orang. Dan kemasan itupun dibuat sedemikian menariknya. Bagaimana perusahaan memproduksi kemasan makanan dengan label aman dan higenis, namun ternyata itu semua mengandung zat-zat kimia juga. Tak perlu jauh-jauh kita lihat, kertas plastik untuk membungkus snack atau makanan jadi yang tinggal di suguhkan saja, styrofoam untuk membugkus mie instan atau sejenisnya, PVC (polyvinyl clorida) untuk pembungkus kembang gula, kaleng untuk buah, susu, serta lauk-pauk, bahkan kertas koran atau kertas HVS yang sering digunakan untuk gorengan guna menyerap minyak. Padahal itu mengandung timbal (Pb), dioksin, dan sebagainya yang berbahaya bagi tubuh kita. Efeknya dapat menimbulkan kanker.
Ironis memang dunia ini seperti tidak mengenal lagi kata-kata kasihan bahkan untuk saudaranya sendiri. Mereka hanya memikirkan diri sendiri bagaimana caranya untuk dapat bertahan hidup dan mempunyai uang. Karena dengan hanya uang kita bisa bertahan hidup. Tetapi yang patut kita pertanyakan pada diri sendiri, haruskah kita melakukan itu pada saudara-saudara sendiri baik setanah air maupun sebangsa? Apa untung setelah melakukan hal itu??? Coba bayangkan selagi kamu bisa berfikir dengan baik.
Seharusnya, ini cukup membuat kita sadar dari fast food yang berbahaya itu. Jangan biarkan hidup kita menderita karena disebabkan muncul berbagai macam penyakit di dalam tubuh kita akibat mengkonsumsi makanan cepat saji. Jika kita melihat kehidupan zaman dahulu, banyak orang-orang yang hidupnya panjang hingga mencapai umur 100 tahun lebih. Dan itu karena mereka mengkonsumsimakanan yang dapat menyehatkan tubuh yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya. Namun, zaman sekarang tidak begitu. Akibat kecanggihan teknologi bahan pangan, sehingga membuat makanan tidak sehat lagi dan banyak mengandung zat-zat kimia beracun pada makanan tersebut. Sehingga muncul berbagai macam penyakit baik yang dapat disembuhkan maupun yang tidak dapat disembuhkan, serta timbul penyakit baru yang sulit disembuhkan. Dan umur kita pun tidak akan panjang hingga mencapai 100 tahun lebih. Sungguh ironis memang kehidupan sekarang ini.
Upaya untuk meminimalisasikan fast food cukup mengurangi makanan cepat saji dan memperbanyak makan buah-buahan, sayur-sayuran, serta vitamin. Terutama bagi para ibu-ibu, pantaulah anak-anaknya setiap saat apalagi ketika jajan. Mereka pastinya akan memilih makanan yang terlihat menarik di matanya dan pastinya snack yang banyak mengandung zat aditif. Berilah asumsi yang baik, aman, higenis dan bergizi untuk keluarganya. Terutama ikan yang sangat baik untuk anaknya karena mengandung omega 3 yang dapat mencerdaskan otak si anak. Maka jadilah ibu yang baik dan selalu memperhatikan anak serta suaminya agar tidak mengkonsumsi makanan yang berbahaya bagi tubuh. Tetapi, bukan hanya upaya sendiri saja yang harus meminimalisasikan, namun ada juga upaya dari pemerintah seperti memberikan sanksi yang tegas pada perusahaan yang telah mengeluarkan produk makanan cepat saji serta menyegel makanan cepat saji tersebut. Agar hidup kita menjadi sehat dari berbagai penyakit yang muncul pada tubuh kita. Semua orang pasti menginginkannya.
Tegakkan keadilan didunia, jangan hanya di dalam politik saja namundalam berumah tangga pun demikian….. n_n
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H