Mohon tunggu...
Puisi

“The Moment a Part of Sweet Memory”

11 April 2015   12:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:15 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah tinta pena menggoreskan warna di kertas

Mulai melukiskan gambar putih abu-abu

Ini baru cerita, bukan kenangan

Kisah yang hamper selesai, namun belum menjadi memori

Alunan irama di kehidupan ini

Sedang memutar ceritanya…

Bertebaran kisah asmara,

Kisah pertemanan,

Dan kisah persahabatan yang indah…

Putih abu-abu punya dunia

Punya kisah tersendiri

Punya makna dan penuh cerita…

Tentang suka dan duka yang kita hadapi

Tentang semua teka-teki yang harus kita pecahkan bersama

Kebersamaan yang kita jalani…

Entah itu cerita lara ataupun cerita kebahagiaan

Karena dunia ingin mendengar kita bercerita…

Putih abu-abu akan menjadi memori

Ketika lukisan ini selesai, usai sudah cerita putih abu-abu

Segalanya akan menjadi kenangan

Kita sebagai pelakonnya akan terbang seperti burung

Mencapai impian, mengejar dunia…

Berlahan, padang ilalang tempat kita bermain

Melambai-lambai dengan senyum penuh tangis

Lanjutan kisah kita dalam genggaman tangan…

Dikala kita melangkahkan kaki

Melewati batas sekolah kita

Maka di saat kita menoleh kebelakang

Akan ada berjuta bayang kenangan yang terlihat

Akan ada banyak suara tawa yang dihembuskan oleh angin

Akan ada banyak air mata yang jatuh

Dan mongering di lantai…

Kelak, jika kita telah menggapai mimpi

Berjanjilah teman, kaki kita akan kembali

Melangkah di rumah kita ini…

Sentulah setiap sudut dinding yang ada di sekolah kita,

Maka kamu akan merasakan ribuan bahkan jutaan kenangan

Yang terlukis di setiap sudut dinding…

Sebuah senyuman tuk perpisahan,

Tangisan luka dan haru,

Jabat tangan yang erat,

Dan pelukan mesra,

Kan menjadi tuk yang terakhir disini…

Ini semua telah usai

Lembaran kertas baru terbuka

Tinta pena mulai berlaga

Melukiskan lagi cerita selanjutnya

Semua telah menjadi memori dan kenangan

Satu pijakan tuk masa depan…

Selamat berjuang, kawan!!!

Mari kita song-song mentari pagi

Menggapai impian dan melawan badai yang menghadang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun