Hai sahabatku...
Tuhan pernah mengenalkan kita pada pertemuan
Menjemput pagi dengan senandung bacaan al-Qur'an
Merajut hari bersama kebersamaan
Menghabiskan malam,
Mensyukuri setiap titik kesempatan yang tuhan berikan untukku mengenalmu
Aku pernah marah
Kamu pernah kecewa
Tapi tawa kita pernah bersautan
Air matamu mungkin tak pernah menetes
Tak ayal, netraku pun tak pernah melihat sakit yang aku ciptakan
Tapi, hembusan rasa kesalmu mengatakan 'aku terluka'
Aku pastikan,
Kamu akan lebih banyak tertawa daripada menangis terharu membaca surat ini
Kamu mungkin tak akan percaya,
Jika aku menulisnya dengan rindu.
Sahabatku,
Mimpi kita mungkin tak lagi sama
Harapan yang aku gores dengan sholawat, pupus bersama masa
Tapi, hadhoroh al-Fatihahku masih menjadikan namamu prioritas utamaku.
Benar kata orang,
Penyesalan itu datang setelah kehilangan
 Ah, bukan kehilangan
Tapi, aku hanya diberi kesempatan
Kesempatan untuk bersamamu menjalani kewajiban kita sebagai tholibat
Dan sekarang, Allah menguji kita dengan perpisahan.
Terimakasih untuk semuanya, sahabatku
Maaf mungkin tak akan cukup untuk masa yang telah terjadi sebelumnya
Melangkahlah...
Karena sejauh apapun kamu pergi
tapi tempatmu masih sama dan tidak akan ada yang mengganti
Tetaplah menjadi sahabat dalam ketaatan, sahabatku.
Barokallah,
Dunia kita sama dan kita mengejar akhirat yang sama
Dan semesta pun tau,
Surga yang akan kita raih-pun sama.
Dari sahabatmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI