Kadang-kadang kau lahir
dari rahim sepi tanpa tangis,
Seringkali dari rahim hujan
dengan pelbagai cara jatuh;
Rinai, gerimis pelan-pelan
Lebat, deras disertai awan gelap,
badai dan guntur.
Tetapi tetap akulah bapakmu.
Kadang juga kau dilahirkan riuh bergemuruh,
Ria dengan seribu tawa.
Malah kadang lahirlah kau
dari rahim nestapa dan air mata.
Sampai bapakmu ini serba bingung
Mana ibu kandungmu?!
Bukan sekali dua kali kau bertanya
"Dimana ibuku?"
Bapakmu malah membikin puisi baru
yang sekaligus saudara kembarmu.
Kepada Puisi; Anakku!
Biar orang-orang bilang, kau piatu.
Aku bapakmu dan sejuta apa saja
di hati dan kepala
Telah melahirkanmu dengan kasih dan cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H