Kau menyebutnya tabah
Sisa-sisa sesak di dadamu
Sehabis menghabisi waktu
adalah sia-sia.
Sisa-sisa yang berlalu
Telah menjadi seberkas yang kau simpan
Kapan saja ingin menjenguk
Kau biarkan ingin menjajah waktu di kepalamu
Kaupun resah,
Sia-sia mengingatnya.
Dengan geram,
Ingin kau tikam kenangan.
Namun sia-sia kau dapati
Sebab kenangan adalah
Sabda waktu yang abadi
Setinggal sisa-sisa usahamu
Kau temui kematianmu sendiri
Yang sia-sia di kepala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H