Setelah menikmati pesona alam Krueng Isep, kami melanjutkan perjalanan ke ibu kota Kabupaten Nagan Raya, yaitu Kecamatan Suka Makmue. Perjalanan ini membawa kami menyusuri jalanan aspal yang mempesona di lintasan Takengon -- Nagan Raya. Salah satu destinasi yang kami singgahi adalah Bendungan Irigasi Jeuram, salah satu bendungan terbesar di Aceh.
Bendungan ini terletak di Desa Lhok Seumot, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya. Dibangun antara tahun 1991 hingga 1993 oleh Departemen PU, bendungan ini awalnya dirancang untuk mengairi sawah-sawah di sekitar kawasan tersebut. Seiring waktu, fungsi bendungan ini berkembang menjadi objek wisata yang menarik.
Saat kami tiba di bendungan, pemandangan yang tersaji sangat menakjubkan. Aliran airnya yang membentang sekitar 50 meter, dengan aliran yang tidak terlalu deras pada hari itu, memberikan suasana yang tenang dan damai. Cuaca cerah membuat suasana semakin menyenangkan, dan kebetulan kami berkunjung pada hari kerja, sehingga bendungan tampak sepi dari pengunjung.
Di pinggir sungai, terdapat beberapa warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman. Kami memutuskan untuk menikmati dua porsi Indomie dengan telur ceplok, kopi panas, dan segelas Milo dingin di area pinggir bendungan. Bangku-bangku yang disediakan menghadap langsung ke bendungan, memungkinkan kami untuk menikmati pemandangan sambil makan. Suasana di sekeliling sangat sejuk, berkat naungan pohon-pohon yang meneduhi area tersebut. Beberapa warung tampak tutup, menambah ketenangan tempat ini.
Pada 19 Agustus 2023, tepatnya pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya mengadakan apel kebangsaan di Bendungan Irigasi Jeuram. Acara tersebut juga mencakup pembentangan Bendera Merah Putih raksasa, sebagai bagian dari rangkaian merayakan kemerdekaan Indonesia dengan tema "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju".
Dari sisi sungai, kami bisa melihat jembatan gantung yang menghubungkan kedua sisi sungai. Beberapa warga melintasi jembatan tersebut, dan kami memutuskan untuk menyeberang ke sisi lainnya. Jembatan ini menawarkan pemandangan bendungan dari ketinggian yang sangat indah. Di belakang bendungan, tampak hamparan tumbuhan hijau yang rimbun, dengan gugusan bukit barisan yang membentuk latar belakang yang mempesona.
Saat melintasi jembatan gantung, kami merasakan sensasi goyangan akibat kendaraan yang melintas di atasnya. Suara derit kayu lantai jembatan yang bergesekan dengan ban sepeda motor menambah suasana petualangan. Beberapa bagian kayu jembatan tampak mulai rusak, namun tetap aman untuk dilalui. Para warga yang melintas dengan sepeda motor tersenyum ramah kepada kami yang berjalan kaki, menambah hangatnya suasana di jembatan gantung ini.