Dalam setiap perjalanan menuju Kota Dingin Takengon, saya selalu memilih rute melewati jalan dari Simpang KKA -- Bener Meriah hingga sampai ke Takengon. Rute ini menawarkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan, terutama saat kabut tebal menyelimuti area tersebut. Di tengah perjalanan, ada satu tempat yang selalu menjadi pemberhentian favorit kami: One Refinery Cafe, yang terletak di kawasan Gunung Salak, Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
One Refinery Cafe terletak strategis di jalan lintas yang menghubungkan Aceh Utara dengan Bener Meriah. Bangunannya yang megah dan mewah, menyerupai hotel, langsung menarik perhatian. Cafe ini terletak di sebelah kanan jalan, dan dari luar, terlihat sangat mengundang dengan suasananya yang asri dan nyaman.
Begitu tiba, kami berjalan melalui pintu masuk dan menyusuri jalan yang dihiasi tanaman rambat di sebelah kiri serta pagar stainless di sebelah kanan. Memasuki bangunan cafe, kita akan langsung bertemu dengan area kasir sekaligus tempat memesan makanan dan minuman. Di sebelah area kasir, terdapat area barista yang meracik aneka kopi dan minuman lainnya. Varian kopi yang tersedia di sini sangat beragam, mulai dari Arabika, Robusta, hingga Lieberika, dengan biji kopi yang dipajang dalam toples besar.
Setelah memesan makanan dan memastikan nomor meja, kami langsung membayar dan tinggal menunggu pesanan tiba. One Refinery menawarkan beragam makanan dan minuman. Menu makanan meliputi nasi goreng, mie goreng, ayam penyet, roti bakar, kentang, dan lain-lain. Sementara untuk minuman, tersedia aneka kopi dari yang original hingga latte, serta berbagai minuman kekinian lainnya.
Area outdoor cafe ini sangat luas dan berlapis paving block berwarna merah bata yang serasi dengan bangunan cafe. Di sebelahnya terdapat mushalla yang cukup luas, memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang ingin menunaikan ibadah shalat. Kami memilih tempat duduk di area outdoor untuk lebih leluasa menikmati pemandangan alam yang indah serta hembusan angin sepoi-sepoi yang dingin.
Tak lama, pesanan kami tiba. Saya memesan espresso panas dan nasi goreng, sementara istri memesan vanilla latte dan mie kuah. Kami langsung menyantap makanan yang tersaji dan menyeruput kopi sambil menikmati indahnya alam sekitar. Udara di luar semakin dingin, dan awan hitam mulai terlihat di langit. Gerimis pun turun, semakin lama semakin deras. Kami bergegas mengambil kopi dan segera masuk ke dalam cafe, menikmati aroma petrikor yang menenangkan.
Di dalam cafe, suasana tetap hangat dan ramai. Banyak pengunjung yang juga masuk untuk menghindari hujan, berebutan mencari tempat duduk. Tersedia banyak pilihan tempat duduk di dalam, mulai dari meja untuk empat orang hingga meja panjang untuk belasan orang. Kami memilih meja dengan konsep bar yang menghadap jendela. Dari sini, kami bisa melihat pohon bambu yang bergoyang-goyang diterpa angin, dan kaca jendela yang basah oleh hujan, menimbulkan sensasi yang indah.