Mohon tunggu...
Azwir
Azwir Mohon Tunggu... Administrasi - Travel Enthusiast

Hobi Traveling, Pecinta Kuliner, Olahraga, Budaya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Benteng Indrapatra, Menelusuri Jejak Sejarah dan Keberanian di Pesisir Aceh

15 Juli 2024   21:49 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:13 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini kita akan mengunjungi Benteng Indrapatra yang terletak di Desa Ladong, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Benteng ini berada sekitar 24.1 KM dari Kota Banda Aceh, dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 37 menit melalui Jl. Laksamana Malahayati. Benteng Indrapatra merupakan salah satu benteng yang berada di pesisir utara Aceh, selain Benteng Iskandar Muda, Benteng Kuta Lubok, dan Benteng Inong Balee yang tersebar di sepanjang pesisir ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Mencari Benteng Indrapatra cukup mudah. Setelah tiba di Desa Ladong, kita akan menemukan papan penunjuk arah di sebelah kiri jalan. Dari jalan utama, perjalanan masih harus melewati jalan berbatu sekitar 500 meter. Benteng ini terdiri dari sebuah benteng utama seluas 4.900 Meter persegi dan tiga benteng lainnya, dua di antaranya sudah hancur. Situs arkeologi ini didirikan sekitar tahun 604 M oleh Putra Raja Harsya dari India, yang melarikan diri dari kejaran Bangsa Huna.

Benteng utama berukuran 70x70 Meter dengan ketinggian 4 Meter dan ketebalan sekitar 2 meter. Benteng ini diduga berfungsi sebagai tempat peribadatan, tempat persucian, dan aktivitas penting lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Hindu pada masa itu. Di dalam benteng ini terdapat dua buah stupa dan sumur.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Benteng kedua, yang berdekatan dengan laut di sebelah timur, diduga sebagai benteng pertahanan. Benteng ini diperkirakan sebagai tempat berdiri pasukan pengawal yang melindungi, mengintip, dan memonitor benteng lainnya. Konstruksi Benteng Indrapatra terdiri dari bongkahan batu gunung yang direkatkan dengan campuran kapur, tumbukan kulit kerang, tanah liat, dan putih telur. Benteng ini merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Lamuri pada abad ke-7 Masehi, kerajaan Hindu pertama di Aceh.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Pada masa Sultan Iskandar Muda, benteng ini juga digunakan sebagai basis pertahanan dengan armada yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati. Letak benteng yang strategis di bibir pantai menghadap ke Selat Malaka menjadikannya tempat penting bagi pasukan Kesultanan Aceh untuk menahan gempuran tentara Portugis yang ingin menguasai Aceh.

Dengan menaiki tangga, kita bisa masuk ke dalam benteng dan menemukan banyak spot menarik untuk fotografi, baik di benteng utama maupun benteng lainnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun