Mohon tunggu...
Azwin Ridwan
Azwin Ridwan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bermimpilah Bertemu Seorang Ulama meskipun Itu Hanya Sekedar Keinginan Bermimpi

16 November 2017   12:26 Diperbarui: 16 November 2017   13:00 25324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.thepicta.com/user/ozhie_paytren/3562404998

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah kita semua masih diberi kesehatan oleh Allah SWT, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya melalui kompasiana ini.

Sebelumnya saya mohon maaf bukan berarti saya berarti riya' atau sombong karena berbagi pengalaman ini, saya pribadi hanya ingin memotivasi antum semua untuk mencintai ulama'. Bismillah semoga aja antum semua senang ya bacanya . Pertama masuk perguruan tinggi kan ada tuh ya yang namanya ospek, nah saya disini tepat satu tahun yang lalu masuk Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim, nah pada saat pertama masuk itu 1 tahun pertama wajib tinggal dima'had jadi yang namanya pulang kerumah buat ikut majlis itu rasaya sulit untuk mencari waktunya.

Dulu sebelum masuk UIN di kampong halaman sering ikut majlis, entah itu mauled maupum kajian. Nah pada saat masuk UIN ini semua itu harus rela ditinggalkan demi mencari ilmu. tepat minggu pertama tinggal dimalang itu rasanya seperti 1 bulan sudah, maklum ya si penulis gak pernah ngerasain yang namanya tinggal di pondok. Pada saat itu rasanya kangen yang namanya ikut majlis, kangen keluarga terutama ibu. Gimana gak kangen setiap harinya bareng terus sih. 

Nah minggu pertama itu tugas ospek banyak mulai dari ospek universitas, ospek fakultas, ospek jurusan, taaruf mahad masyaaAllah rasanya tidur itu jarang sekali. Kebayang pada waktu itu rindu seorang ulama' yang saya kagumi beliau Alhabib Taufiq Assegaf. Rindu rasanya mengikuti majlisnya,mendapat siraman rohaninya, dan sangat rindu mencium tangan beliau. Ya Allah...

Memasuki minggu kedua, pada saat itu Hari rabu malam kamis saya bermimpi bertemu dengannya, di mimpi itu terasa keliatan seperti nyata. Duduk bersama dengan beliau dan saling bercerita layaknya seorang guru dengan murid (padahal gak pernah mondok di salafiyah miliknya). Dan setelah itu saya terbangun dan rasanya seneng meskipun bertemu di mimpi. 

Saya melanjutkan aktivitas yang seharusnya di lakukan Mahasantri UIN di pagi hari, sampai saat itu saya kuliah dan sepulang kuliah saya liat grup whatsapp  ma'had saya Ibnu Khaldun,  seketika itu semua bahas masalah khotmil Quran yang setiap bulannya diadakan di Sport center Uin Maliki. Seketika melihat info dan ada gambar ternyata yang ngisi Mauwidhoh nanti malam Alhabib Taufiq Assegaf. MasyaaAllah seketika itu seneng , terharu campur aduk rasanya rindu akan mengikuti majlis beliau dan mendapatkan siraman rohaninya. 

Berdoa terus supaya nanti malem bisa bertemu dengannya dan bisa salaman. Seketika itu acara di mulai tepat ba'da isya terdengar maulid habsyi telah dimulai, rasa rindu ingin bertemu dengannya terus terus berdebar, seketika maulid selesai dan semua membaca alquran sengaja saya duduk ditengah dekat dengan jalannya para tamu undangan, 30 menit itu saya menunggu Alhamdulillah seketika itu beliau Alhabib Taufiq datang dan ana adalah orang pertama yang bisa bertunduk salim dengannya, syukur Alhamdulillah seketika itu beliau menyampaikan mauwidhoh tentang bagaimana cara menghadapi sikap radikalisme dikalangan mahasiswa.

Alhamdulillah setelah acara berjalan lancar habib taufiq kembali dengan dikawal musyrif dan murobbi, semua mahasiswa UIN tepat berebut untuk salim ke beliau, saya hanya melihat dan menunggu dimobilnya, ketika itu saya sempat dihalangan oleh murabbi dan musyrif tetapi habib taufiq yang menyuruh untuk dipersilahkan, Alhamdulillah seketika itu ana meminta doa dan ngobrol dengan beliau didekat mobilnya, masyaaaAllahh. 

Memang benar mimpi itu tergantung bagaimana sesering apa kita memikirkan tentang hal apa yang ada di mimpi, semoga dengan adanya cerita itu antum antum semua lebih gemar, lebih giat untuk slalu memikirkan seorang ulama' dan slalu membayangkan secara terus menerus, kejadian seperti itu Alhamdulillah sering saya alami. Bahkan ketika jauh saya hanya bisa mendoakan dan beringinan untuk slalu bermimpi seorang ulama'. mungkin sekian pengalaman dari saya. Ambil yang positif, buang yang negative.sekian, waallahulmuwafiq ilaaqwamitthariq tsumma assalamualaikum wr.wb.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun