Beberapa hari belakangan ini rasa nasionalisme bangsa Indonesia kembali bergolak akibat di usik oleh ulah Singapura yang mengoyak luka lama. Negara seupil yang di huni orang-orang sombong ini begitu berani ikut campur urusan Indonesia. Dahulu saya tidak kenal dengan Usman dan Harun, nama 2 orang pahlawan nasional dari kesatuan marinir (dulu KKO) yang syahid di gantung oleh Pemerintah Singapura dengan tuduhan terorisme,padahal mereka adalah tentara yang di tugaskan oleh negara dan sepatutnya di adili sebagai tawanan perang,tapi di adili Pemerintah Singapura sebagai penjahat atau teroris.
Dahulu ketika Pemerintah Indonesia meminta agar kedua tentara tersebut di adili sebagai tawanan perang dan pengampunan dari hukuman mati,Singapura menolak. Sekarang ketika Pemerintah Indonesia ingin menjadikan kedua orang yang merupakan prajurit sejati yang gugur dalam menjalankan tugas negara sebagai nama Kapal Perang,Singapura keberatan,padahal urusan masa lalu sudah selesai dengan hukuman gantung yang mereka jatuhkan kepada kedua pahlawan bangsa ini.
Terlepas dari polemik yang sekarang,Singapura memang negara upil yang tidak tahu diri. Ketika ada kebakaran hutan dari Riau dan asapnya menyelimuti Pulaunya,mereka protes padahal kebakaran itu akibat pembakaran lahan untuk kebun milik cukong-cukong Singapura sendiri. Parahnya lagi,mereka bermain mata dengan cukong-cukong jahat yang menyelundupan pasir dari Riau untuk mereklamasi pantainya.
Artinya negara upil ini adalah negara yang mau berbagi enaknya tapi susahnya "ngedumel". Kelicikan negeri upil ini juga bisa di lihat dari kebijakannya yang melindungi para koruptor dari Indonesia serta aset-aset para koruptor yang di gunakan untuk membangun upil ini lebih cantik dan modern.
Sebenarnya tidak semua kesalahan negara upil ini, kesalahan terbesar justru dari Pemerintah negara Indonesia yang selama ini dipimpin oleh pemimpin yang tidak bermartabat. Pejabat-pejabatnya yang suka doyan korupsi,bermental tempe dan menghisap darah rakyat. Di saat istri mereka berlenggak-lenggok menghabiskan uang rakyat untuk belanja yang artinya menyumbang pembangunan negara upil,suami-suami nya para Pejabat mengirimkan warga negara untuk jadi kuli dan pembantu kenegara upil.
Lebih mengherankan lagi,negara upil tidak punya sumber daya alam tapi Indonesia yang kaya sumber daya alam dan tambang serta mineral malah impor BBM dari negara upil.Bahkan kemarin seorang pejabat sontoloyo tanpa malu mengatakan kalau negara upil mengembargo minyaknya,Indonesia bakal lumpuh dalam 5 hari.
Indonesia adalah negara besar,berkaca ke sejarah di jaman kerajaan Majapahit,negara upil adalah bekas jajahannya. Kalau mau,Indonesia bisa mengklaim kalau Singapura adalah wilayah Indonesia dan seharusnya di masukkan ke dalam propinsi kepulauan Riau sejajar dengan otorita Batam,tapi berhubung karena negeri upil cukup modern dan mandiri,tidak ada ruginya untuk dijadikan provinsi tersendiri dan menjadi provinsi Indonesia yang ke 35.
Bagaimanapun selama ini,negera upil hidup dan menjadi benalu di pohon rindang nan subur yang bernama Indonesia. Sayang,sekali lagi sayang, Pemerintah negara ini dari dulu dikuasai oleh tuyul-tuyul yang diam-diam menyembah negara upil. Saatnya 2014 memilih pemimpin yang bukan tuyul,apalagi tuyul bermental tempe yang hobby mengirim warganya untuk menjadi kuli dan jongos di negara orang.
Salam KRI Usman-Harun,salam bambu runcing!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI