Mohon tunggu...
Azwar Anas Siregar
Azwar Anas Siregar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Baik aja

ganteng dan baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alhamdulillah,Natal Damai Tanpa Bom Adalah Kado Terindah Buat Muslim Indonesia

26 Desember 2013   11:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:28 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

sumber photo republika.co.id Alhamdulillah,adalah kata pertama yang saya ucapkan setelah satu harian berdoa semoga perayaan Natal dari sahabat-sahabat kristiani tahun ini berlangsung dengan damai sesuai semangat Natal sendiri. Selama ini saya sebagai seorang muslim selalu merasa di sudutkan dengan image Islam itu teroris,Islam itu penuh dengan kekerasan.Padahal sejatinya Islam itu adalah "rahmatan lil alamin" atau rahmat bagi seluruh alam,bukan cuma rahmat untuk kaum muslimin saja. Tuduhan bahwa Islam itu adalah agama yang identik dengan kekerasan selama ini cukup gencar disuarakan oleh media-media sekuler dan kaum Islamphobia.Kita tidak menutup mata dengan beberapa kejadian misalnya bom natal tahun 2000 yang dilakukan segelintir muslim garis keras,tapi bukankah di setiap agama ada segelintir orang yang berfaham garis keras? di kristinai,di hindu bahkan agama budha yang di dunia modern dianggap agama paling damai ternyata berlumuran darah juga di Myanmar? Sering kali para kaum sekuler khususnya yang Islamphobia memfitnah Islam sudah diluar logika,misalnya menuduh bahwa ajaran Islam itu penuh dengan kekerasan.Kalo ajaran Islam penuh dengan kekerasan,bagaimana mungkin Indonesia yang 80 % lebih penduduknya menganut agama "kekerasan" tadi bisa damai? ,Kalau Islam penuh dengan kekerasan bagaimana mungkin Natal tahun ini bisa begitu semarak,Santa Clause bisa bertebaran dimana-mana,mulai dari Mall,Tenpat Wisata bahkan Pom Bensin dan ingat para Santa Clause itu bisa jadi muslim.Justru kekerasan bermotif  SARA terjadi di daerah yang penganut Islamnya minoritas,misalnya pristiwa Tragedi Ambon,Poso  dan Sampit dan yang jadi korban kebanyakan kaum muslim. Sekali lagi kita tidak menutup mata terhadap ulah segelintir muslim Indonesia yang garis keras,tapi itu adalah tindakan individu atau kelompok. Sekali lagi bukan untuk mengungkit atau memperkeruh suasana.Tapi ini untuk meluruskan dan mudah-mudahan bisa saling memahami,Islam maupun agama non islam semuanya adalah agama kedamaian.Hanya saja tidak bisa di pungkiri di setiap agama pasti ada segelintir orang yang menganut garis keras.Tugas  kita bersama untuk menyadarkan mereka,bukan dengan cara memfitnah atau merendahkan ajaran agamanya,karena hal itu justru akan membuat mereka lebih radikal dan terjustifikasi untuk melakukan kekerasan terhadap orang yang merendahkan atau menghina ajaran agamanya. Terakhir kita sebagai bangsa besar sudah saatnya bersama untuk saling melengkapi.Perbedaan agama,budaya,suku dan bahasa justru adalah kekayaan sekaligus kekuatan untuk membangun bangsa yang besar.Justru kesamaan dalam segala hal akan merupakan kelemahan.Sebagai contoh kecil,andai seluruh bangsa ini adalah muslim,apa yang terjadi ketika lebaran? Semua Pom Bensin akan kosong karena semua petugasnya lebaran,Perumahan akan rawan pencurian karena semua Satpam libur buat lebaran (kecuali maling tentunya),Jalanan akan macet parah karena pak Polantas juga mau sungkeman pulang kampung.Justru dengan perbedaan,ketika natal ini tiba dan anak bangsa yang kristiani sedang bersuka cita, anak bangsa yang muslim,hindu,budha dan khonghucu bertugas menjalankan peran masing-masing dan ketika giliran Hari Raya Waisak,giliran yang lain mengambil alih peran masing-masing. Selamat Natal bagi kalian saudaraku sebangsa yang merayakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun