Saya baru saja menulis tulisan yang mempertanyakan kenapa ada segelintir orang yang begitu benci kepada PKS. Bahkan sebegitu bencinya sampai ada beberapa orang yang pada CV alias riwayat hidupnya ,pekerjaan di tulis "pembully PKS",saya pikir bukan pada tempatnya untuk mempertanyakan intelektualitas manusia-manusia PKS-haters,dari bahasa dan kosa kata yang dipakai mereka yang umumnya tidak jauh dari makian dan nama nama hewan di kebun binatang menunjukkan level IQ dan EQ yang jongkok,bahkan mungkin tiarap minus di bawah nol.
Setiap postingan mengenai PKS didunia maya,khusus media sosial akan ramai mereka kerubuti,seperti lalat mengerubungi tudung saji terbuka. Bila ditanya alasan kenapa benci PKS,alasannya "karena ada kader",sekali lagi kata ada pakai tanda kutip,karena kalau di partai politik lain "banyak kader",tersangkut kasus korupsi.
Para PKS-haters ini juga punya ciri umum yang unik,disetiap membully,akan memulai dengan kata "saya juga muslim,tapi..bla..bla..bla..".
Sangat aneh,dan menjadi tanya besar,kenapa sebelum mengeluarkan hujatan,harus mengaku kalau dia muslim?Â
Kenapa sebelum membully PKS,harus menegaskan idenditas nya bahwa dia juga muslim? Jawabnnya tentu saja gampang di tebak dan tidak mesti saya jelaskan.
Tidak bisa dipungkiri,ada juga segelintir orang di Indonesia ini yang ber KTP islam,sekali lagi KTP-nya islam,kalau orang nya masih belum bisa dipastikan,yang selalu menentang penerapan syariat.Tentu saja ini lucu,mau islam tapi anti syariat. Dan orang-orang seperti inilah yang biasanya anti PKS.
Bila para PKS haters,selalu hadir di media yang memberitakan kasus beberapa oknum kader PKS baik bersalah maupun dipersalahkan,tapi mereka selalu bungkam di berita yang memberitakan kader PKS mendirikan posko bencana banjir,kebakaran atau bahkan kantor PKS Pekanbaru di jadikan posko utama bagi korban asap di Riau.
Apakah mereka hadir dan memuji ketika anggota dewan dari PKS urunan uang untuk bantu korban asap?
Kenapa mereka diam ketika bencana Tsunami Aceh,PKS dan FPI ,parpol dam ormas yang terdepan dalam evakuasi dan bantuan langsung ke masyarakat.
Karena tugas mereka hanya sebagai pembully,walaupun ada satu dua orang dan umumnya mereka adalah kaum sekuler
,orang yang secara akademik cukup terpelajar yang anti PKS,tapi pada umumnya mereka adalah anak-anak muda alay yang kesehariannya bosan "ngelem" dibawah jembatan layang.