Mohon tunggu...
Azwar Sutan Malaka
Azwar Sutan Malaka Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mitos Cindaku dalam Novel

26 Juni 2015   08:08 Diperbarui: 22 Oktober 2017   12:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Salim Alamsyah adalah seorang anak muda yang mewarisi tradisi Minangkabau. Ia dibesarkan oleh seorang ibu yang ditinggal mati oleh suaminya yang dibunuh karena dituduh memiliki ilmu hitam. Kemelut batin sebagai anak dari seorang lelaki sakti yang diisukan bereinkarnasi menjadi manusia harimau (Cindaku) membuat Salim tumbuh dengan dihantui masa lalu yang suram.

Hidup yang rumit karena diisukan sebagai anak Cindaku membuat Salim meninggalkan kampung halamannya. Namun ada sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan Salim di kampung itu, Laila, perempuan yang menggantungkan harap padanya. Di kota Salim menanggung rindu yang berat, hingga akhirnya rindu bertahun-tahun yang disimpan itu menemukan jalannya. 

Ia berniat menikahi Laila, tapi beban mitos sebagai Anak Cindaku yang telah menjadi issu umum di kampung halamannya membuat Salim was-was. Luka sejarah yang pahit itu menjadi petaka dalam kisah cinta Salim dan Laila. Salim ditolak oleh orang tua Laila. Salim memberontak, dengan segenap keberaniannya. Dia menyesali kenapa orang tua Laila masih percaya tahayul, mitos-mitos yang tak pernah ada dalam kenyataan hidup itu.

Orang tua Laila menjawab bahwa dia tidak menolak Salim karena gosip Cindaku itu, tetapi ada luka lain yang membuat Ibu Laila menolak Salim sebagai menantunya. Ibu Laila menyampaikan rahasia hidup yang teramat pahit untuk didengar Salim dan Laila. Dengan berat hari Ibu Laila menceritakan bahwa dia tidak akan pernah menikahkan Laila dengan anak dari lelaki yang telah menodainya. Salim dan Laila sama-sama mewarisi darah lelaki yang sama. 

Laila adalah janin yang tumbuh di rahim perempuan itu dua puluh tahun yang lalu setelah diguna-guna oleh Ayah Salim. Salim tak dapat menjawab atas cerita yang semakin membuat luka di dadanya itu. Tapi Laila masih mempertanyakan cerita yang keluar dari mulut ibunya. Benarkah apa yang disampaikan ibunya? Atau hanya siasat untuk memisahkannya dari Salim yang dicintainya? Pertanyaan itu membuat perasaan Laila semakin runyam.(asm)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun